Melanjutkan tulisan saya yang sebelumnya mengenai filsafat ilmu, dulu saya pernah posting mengenai Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi yang semuanya merupakan dasar dari filsafat ilmu atau bisa saya istilahkan sebagai akar dari pengetahuan ilmiah. Sekarang, saya akan posting yang lebih lengkapnya mengenai Pohon Pengetahuan Ilmiah yang merupakan keseluruhan dari realitas menuju konsep (dari akar sampai puncak).
Ya udah, saya akan mulai dari pengertian pengetahuan dulu yaitu segala hasil tangkapan manusia (rasio dan indera) terhadap objek tentang realitas. Jika ditanyakan apakah realitas itu? Jawabannya adalah jamak. Dalam kesempatan ini pengetahuan digambarkan sebagai suatu pohon yang organis, dengan akar-akarnya adalah realitas (reality) dan puncaknya paradigma-paradigma.
Pembicaraan tentang realitas adalah pembicaraan tentang cabang filsafat ontologi. Secara ringkas realitas itu bisa dianggap sebagai ide, materi, api, tanah, udara, angin dan sebagainya. Pandangan lain menyatakan bahwa realitas itu sebagai yang tetap, sebagai gejala dan sebagainya. Berikut ini saya coba membuat pemahaman tentang pengetahuan umum manusia dan realitas sebagai suatu pohon pengetahuan yang organis. Rincian pohon itu adalah :
1. Realitas.
2. Gejala, Apa saja yang ditangkap manusia.
3. Tanda, Manusia memberikan suatu sign.
4. Simbol, Manusia memberikan makna, arti, dan nilai pada tanda sehingga manusia memiliki pengertian.
5. Istilah, diberikan suatu kata pada simbol tersebut.
6. Pengertian, Pemberian suatu makna dan arti.
7. Pemberian nilai dan norma, Pemberian arti yang lebih subjektif dan bermakna khusus.
8. Konstruk, Membangun suatu pengertian yang lebih menyeluruh.
9. Konsep, Pengertian yang lebih menyeluruh.
10. Proporsisi, Kumpulan beberapa konsep dengan pengertian tertentu dan utuh.
11. Argumentasi, Kumpulan beberapa proporsisi dengan pola berpikir khusus.
12. Hipotesis, Teori yang kebenarannya belum seluruhkan terbuktikan.
13. Teori, Pernyataan yang telah terbuktikan.
14. Dalil, Teori yang kebenarannya sangat luas dan terbuktikan dalam waktu yang lama.
15. Aksioma, Teori yang kebenarannya tak terbantahkan lagi dan dapat dikatakan universal.
16. Paradigma, Suatu konsep yang paling umum dan terdalam untuk melihat dan memahami realitas.
Begitulah kurang lebih yang terangkum dalam pohon pengetahuan ilmiah. Tetapi yang perlu dipahami lebih lanjut adalah hubungan antara pengertian, konstruk, konsep dan proporsisi. Pengertian adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemikiran manusia terhadap suatu objek. Pengertian memiliki sifat yang paling luas, abstrak, maya dan cenderung tidak memiliki batas-batas yang jelas. Nah, untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas, dibutuhkan suatu konstruk. Pengertian manusia kemudian ditata lebih jauh dan disusun sedemikian rupa sehingga terjadi pengertian dengan batas-batas yang jelas, karenanya terjadilah konsep. Sedangkan Proporsisi adalah kumpulan beberapa konsep dan membentuk suatu pengertian tertentu. Nah, dalam metode berpikir ilmiah, materi konsep dan konseptualisasi sangat penting untuk dipahami secara lebih mendalam, termasuk dalam menyusun skripsi, tesis, desertasi atau penelitian, khususnya hubungan antara konsep dengan gejala yang terjadi di lapangan.
Ya, beritulah sebenernya proses para ilmuwan sampai bisa memberikan ilmunya sampai sekarang ini dan sebenarnya semua yang kita lihat juga ada ilmu dan pengetahuannya, tetapi biasanya kalau menurut kita tidak masuk akal ya berarti rasio kita aja yang belum nyampe ke sana. Selain itu, tentu saja semua persepsi berangkat dari background dan pengalaman masing-masing. Sehingga memang sering kali terjadi perbedaan pandangan mengenai suatu hal, dan ini wajar karena dari perbedaan itu lah nanti ilmu-ilmu baru akan muncul kembali. Contohnya, fenomena krisis global yang terjadi sekarang ini tentu saja akan berbeda analisisnya dari seorang ekonom dan seorang ahli hukum, sejarawan dan yang lainnya. Tapi semuanya tidak ada yang salah, karena mereka memandang dari kaca mata mereka masing-masing. Tetapi yang harus di ingat pula bahwa biasanya ilmu science akan mentok ketika sudah bertemu dengan realita yang lebih mantap, seperti Agama. Contohnya? Banyak, misalkan Teori Evolusi manusia dari Darwin yang menyatakan nenek moyang manusia adalah kera, tapi dalam ajaran islam itu tidak benar dan ini pasti orang memilih yang lebih mantap yaitu dari segi Agama. Contoh lain misalkan orang Jepang, Siapa sih yang meragukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Jepang?? Tapi apa yang terjadi? Mereka masih banyak yang menyembah Matahari, kalau menurut logika atau rasio kita ya tidak masuk akal matahari disembah. Ya, kurang lebih seperti itu lah hehehe...Terus kalau terjadi seperti ini mana yang di pilih? Saya pribadi tentu saja sama dengan kebanyakan orang dan yang orang jepang pilih yaitu agama (tentu saja agama saya : Islam). Alasannya? Alasan saya sederhana, karena ilmuwan atau filusuf sekalipun kalau dilihat dari pohon pengetahuan ilmiah pasti berangkat dari keragu-raguan atau ketidak tahuan tentang suatu hal, tetapi berbeda dengan agama karena Agama berangkat dari Keyakinan. Kalau Anda gimana?? Pilih Yang Mana???
No comments:
Post a Comment