Saturday, May 16, 2009

Masih Perlu kah Forecasting??

Forecasting atau peralaman adalah suatu alat bantu untuk melakukan suatu perencanaan yang efektif dan efisien, seperti peramalan terhadap tingkat permintaan suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. (Biegel, 1992). Apabila kita melihat pengertian tersebut, sudah jelas bahwa memang suatu perusahaan memerlukan sekali yang namanya peramalan. Terus kenapa judul artikel saya seperti itu?? Baik, lebih jelasnya kita bahas saja langsung.

Sering kali forecasting atau peramalan ini diterapkan pada sebuah produk untuk melihat jumlah permintaannya di waktu yang akan datang dan ini memang sangat bermanfaat sekali bagi perusahaan agar bisa melakukan perencanaan yang efektif dan efisien. Tetapi ada juga yang salah kaprah dengan implementasinya seperti meramalkan kebutuhan dan keinginan konsumen, karena sebenarnya kebutuhan dan keinginan konsumen tidak bisa diramalkan terutama untuk keinginan konsumen karena setiap orang pastinya mempunyai keinginan yang berbeda-beda. Contoh lain adalah peramalan yang dilakukan perusahaan baru yang datanya mengambil dari BPS, selain data dari BPS yang masih dipertanyakan kebenarannya ada kesalahan yang sangat fundamental lainnya yaitu data perusahaan mana yang kita ambil?? Data perusahaan sejenis?? Boleh, tapi perusahaan sejenis yang seperti apa? Misalkan saya punya perusahaan baru di bidang operator seluler, apakah harus ngambil data perusahaan telkomsel, indosat atau XL?? Menurut saya ini sangat keliru, karena kita sebagai perusahaan baru langsung meramalkan sesuai dengan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan, akhirnya hasil peramalan akan memberikan rekomendasi kepada kita agar memproduksi lebih banyak, padahal kenyataannya belum tentu marketing perusahaan saya mampu menjualnya. Sebaiknya untuk hal ini menggunakan target market yang akan kita masuki saja, seberapa besar market share yang akan menjadi target perusahaan kita, ini lebih rasional menurut saya.
Nah, maksud dari judul artikel ini adalah bahwa masih relevan kah hasil forecasting yang dilakukan pada era sekarang ini?? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Iya, karena memang metode-metode peramalan yang biasa digunakan sudah terbukti dan banyak perusahaan-perusahaan berhasil menerapkannya. Tapi bisa juga jawabannya tidak terutama pada era sekarang yang turbulensinya sangat tinggi, karena metode-metode peramalan yang ada asumsi utamanya adalah bahwa lingkungan eksternal stabil, sedangkan yang terjadi sekarang adalah perubahan bisa terjadi kapan saja. Contohnya harga minyak yang sangat berfluktuasi dan saya rasa ini melawan hukum ekonomi mikro mengenai supply and demand karena demand untuk minyak terus meningkat tetapi akhir-akhir ini harganya malah mengalami penurunan yang tajam. Ini menandakan bahwa lingkungan eksternal yang memang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan sangat bergejolak, setiap saat bisa saja terjadi perubahan. Perusahaan seperti General Motor pada tahun 2007 mungkin saja hasil ramalannya adalah peningkatan jumlah permintaan selama tahun 2008, tetapi kenyataannya pada akhir tahun 2008 terjadi krisis ekonomi yang sangat luar biasa dan GM menjadi salah satu perusahaan yang terkena imbasnya, dan ini bisa saja mengacaukan perencanaan GM (hasil peramalan permintaan) karena bisa saja hasil perencanaan yang dilakukan GM sudah di implementasikan dengan mempersiapkan jumlah bahan baku, jumlah jam kerja, jumlah tenaga kerja sesuai dengan perencanaan dan ini akan menambah parah keadaan karena tidak efektif dan efisien lagi. Dengan melihat hal tersebut, saya rasa memang jawaban tidak untuk hal ini bisa saja.
Tetapi apakah sebaiknya perusahaan tidak melakukan peramalan sama sekali?? Jawabannya tidak juga, karena ada solusi lain untuk hal ini. Yaitu dengan melakukan peramalan pada jangka waktu yang lebih pendek, saya rasa paling pajang yaitu tiga bulan bahkan menurut saya lebih pendek jangka waktu peramalan maka hasilnya akan lebih baik karena melihat keadaan faktor eksternal yang sangat tidak bisa diramalkan sama sekali. Sehingga kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa peramalan memang masih bisa dilakukan tetapi tidak untuk jangka panjang atau dengan kata lain hanya meramalkan untuk jangka pendek. Ada masukan lain??


Monday, May 4, 2009

Kontroversi : Romeo-Juliet Movie

Dah lama juga ya saya ga posting disini, hampir satu bulan lebih saya tidak posting dan juga tidak melongok blog saya dan blog temen-temen semua. Memang selama beberapa hari bahkan beberapa minggu ini film Romeo-Juliet sedang hangat-hangatnya di bicarakan baik yang bernada positif maupun yang bernada negatif. Bahkan saya berani bilang bahwa film ini memang sangat kontroversi, seberapa besarkah tingkat kontroversinya?? sampai-sampai sang sutradara Andibachtiar Yusuf (Ucup) di pukul di Paris Van Java Bandung dan film ini sama sekali tidak bisa tayang di bandung alias di boikot. Baiklah ini sepenggal cerita dari film Romeo-Juliet versi ucup yang saya ambil dari 21cineplex :
Setelah mengikuti pertandingan berskala besar, Rangga dan beberapa pendukung setia Persija menyerang lawan mereka, pendukung Persib. Namun tanpa diduga, Rangga justru jatuh cinta kepada salah satu gadis pendukung Persib yang ternyata adik dari pemimpin pendukung Persib. Ia melakukan apa saja menuju Bandung untuk mencari gadis tersebut. Rangga pun berkhianat. Saat Desi sulit membuat keluarganya menerima hubungan mereka, mereka akhirnya memutuskan untuk kawin lari ke kota lain yang tidak ada hubungannya dengan Persija dan Persib. Sebuah kisah cinta sejati antara dua pendukung dari dua klub bola terbesar.


Itu hanya sepenggal cerita saja yang saya ambil dari sinopsis salah satu bioskop, benarkah ada kontroversi dari cerita tersebut?? oh tentu saja, coba lihat dua kelompok suporter yang di angkat dalam cerita film tersebut yaitu viking dan the jak, selain kedua kelompok suporter tersebut memang kelompok suporter terbesar di Indonesia dan juga mereka dikenal sebagai musuh bebuyutan hahaha lebay. Baik lah, saya akan sedikit menganalisa kenapa film ini menjadi kontroversi atau sengaja dijadikan kontroversi oleh pembuatnya agar laku di pasaran??

Kalau selama ini banyak artikel yang membuat tentang film ini bernada positif karena yang membuat artikel tersebut dari konco-konco nya sang pembuat film, maka saya juga posting artikel ini dari sisi orang sunda dan bobotoh tentu saja. Jadi saya mohon maaf apabila ada perbedaan pendapat. Karena terus terang saja saya juga sebagai orang sunda rada-rada tersinggung dengan film ini hahaha lebay lagi. Jadi begini, apa saja yang membuat saya tidak suka dan menurut saya ini juga yang menjadi alasan bagi sebagian besar orang sunda terutama bobotoh dan viking :
1. Tidak jelas apakah film ini fiksi atau realitas, karena ucup (sutradara) sendiri bilang ini adalah film fiksi, tetapi dua kelompok suporter yang di bawa adalah nyata (realitas) berikut dengan pertikaiannya. Sehingga apabila ucup melakukan sedikit kesalahan saja dalam menginterpretasikan kedua kelompok tersebut, maka taruhannya adalah nama baik dari kedua kelompok itu.
2. Tidak adanya studi pendahuluan (baik terjun langsung ke lapangan atau diskusi dengan anggota viking) terutama kehidupan viking sehari-hari oleh ucup tentu saja ini bisa menjadi kesalahan besar, karena bisa saja ucup salah menginterpretasikan organisasi tersebut dengan hanya melihat di tv dan artikel-artikel di media saja. Dan memang terjadi beberapa kesalahan mendasar dalam menginterpretasikan kehidupan viking terutama dalam arti fanatisme dan apa yang viking perjuangkan untuk persib yang sebenarnya tidak diketahui oleh ucup sebagai pembuat film (tentu saja ini juga realitas).
3. Terdapat beberapa pelecehan (menurut saya) terutama pada adegan yang menyebut bahwa bahasa sunda adalah bahasa anj*ng dan juga yang disebutkan bahwa perempuan bandung adalah b*tch. Tentu saja saya sebagai orang sunda merasa dilecehkan, karna kita sendiri tahu bahwa kata Any*ng di bahasa sunda adalah semacam bercanda atau Heureuy karna penekanan kata dan logat bahasanya juga tidak ditekan sehingga bukan yang sebenarnya, berbeda dengan yang ada di film tersebut (ketika saya lihat trailernya) bahwa kata anj*ng yang di sebut di film itu memang penekanannya lebih ke kata yang sebenarnya bukan bercanda, dari sini memang sudah ada kesalahan interpretasi.
4. Baju terutama baju viking yang dipakai di film tersebut adalah BAJAKAN yang dibeli di pinggir jalan dan juga tidak meminta izin terlebih dahulu kepada viking untuk menggunakan baju tersebut terutama viking cyber. kalau ada yang bilang viking terlalu komersil dengan harus membeli baju yang asli ya terserah, toh ucup juga bikin film tersebut tujuannya hanya satu untuk mendapatkan UANG, tidak ada sama sekali niat yang lain terutama yang dia sebutkan yaitu untuk bisa mendamaikan antara viking dan the jak. Masa mau mendamaikan tapi dalam filmnya kekerasan yang lebih di tonjolkan, dan menurut saya kekerasannya terlalu berlebihan sehingga mengalahkan kisah cinta rome julietnya sendiri yang sebenarnya mau diangkat dalam film dan judul film tersebut. Pertanyaannya : Apakah ucup tidak sakit hati apabila karya-karyanya di bajak orang??? Atau ucup sudah terbiasa dengan bajak membajak karya orang, karena judulnya pun selain plagiat ya membajak juga, karena saya yakin ucup juga tidak meminta izin kepada sang empunya romeo juliet disana, apalagi sampai memberikan royalti kepada yang punya cerita aslinya hahahaha....MEMALUKAN.
5. Kata-kata yang sering di ucapkan oleh ucup dan konconya adalah "tonton dulu baru komentar", menurut saya tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia yaitu MUSAYAWARAH UNTUK MUFAKAT. karena kata-kata tonton dulu baru komentar adalah mufakat untuk musyawarah, yaitu mufakat agar semuanya menonton (tentu saja ini agar dia bisa mendapatkan uang banyak karna filmnya laku keras dan dipaksa untuk sepakat dengan pendapat dia di film ini), setelah itu baru mengajak musyawarah atau diskusi. Kaya bukan orang Indonesia aja ucup ini ga tahu hal yang seperti ini. Jadi kalau mereka bilang "Tonton dulu baru komentar", saya juga balik nanya "Kenapa Film Ini harus di Tonton??"

Karena beberapa hal tersebut, maka menurut saya sudah tepat tindakan untuk memboikot film ini di Bandung. Tentu saja masih banyak alasan lain dari anggota viking lainnya. Jadi, kesimpulan saya memang film ini tidak layak tonton bahkan lebih tepatnya lagi tidak layak tayang dan dari sisi sensor kata-kata pun sama sekali tidak ada karena kata-kata seperti anj*ng itu sangat sering sekali dikatakan.

Terima Kasih
Evan Jaelani

Viking Cybertroops
Total, Loyal, Militan