Friday, February 27, 2009

Award

wadew dapet award, kaya artis aja nih...ga tau atas dasar apa saya di beri award ini sama mas zul. Tapi sebelumnya saya ucapkan terima kasih dah ngasi award sama saya. Apalagi awardnya adalah 2009 Friendly Blogger hihihihi emang saya friendly yah?? syukur atuh klo disebut friendly mah.
eniwei, ini dia awardnya :

Terus apa syaratnya???baca aja lanjutannya..saya juga mau ngasi award sama blogger lainnya..cekedot...

syaratnya adalah :
1. Ambil photo terbaru kamu, lebih baik sekarang juga di photo khusus untuk ngambil award ini
2. Jangan ganti baju, jangan rapikan rambut, pakaian dan yang lainnya pokonya langsung photo
3. posting photonya ga pake di edit segala macem
4. poting juga instruksinya, bareng sama postingan photo (ya kaya gini aja lah...)
5. Tag 10 orang buat ngelakuin hal yang sama seperti ini...

Nah, kusabab si gua ga ada punya photo trus HP juga asal bisa telpon sama sms alias ga ada photonya ya udeh yang ada aja lah yah, yang penting ada lah yah... ini dia photonya...



Tah eta photi si gua teh...hihihihi jadi malu...kata orang sih itu si ganteng komplit, cuman si gua tuh punya penyakit yang sudah kronis dari kecil yaitu GANTENG wakakakakakakakaka... ga kuat ngetiknya pengen nangis hehehe..iya lah, kalian juga mengakuinya kan???bener kan?? bener lah..si gua juga uninga kok hehehehe maksa..
dan sepuluh orang yang mendapatkan kehormatan untuk mendapatkan award ini adalah :
1. Aa.Lil
2. Ranie Bebz
3. Seconaz
4. Anggi
5. Brigadista
6. Aris
7. Itik Balis si Cantik Maut
8. Mba Li
9. Bu Ajeng
10. Abie

ya, itu lah sepuluh orang yang mendapatkan penghargaan untuk mendapat award..di ambil yah biar yang ngasihnya seneng hehehehe...yang ga kebagian nanti juga pasti kebagian sama yang lainnya.. sa kitu ah ti abdi, usikum wanafsih bitaquallah wassalamu alaikum wr.wb

Tuesday, February 24, 2009

Thomas Mun (1571 – 1641)

Menyambung tulisan atau artikel atau postingan dulu mengenai ekonomi kontemporer, pada tulisan ini dan selanjutnya mengenai ekonomi saya akan membahas beberapa tokoh, biografinya dan juga pemikiran-pemikiran yang mereka sumbangkan terhadap kemajuan ilmu ekonomi ini. Tujuannya agar runtut dan juga kita bisa lebih menghargai pemikiran-pemikiran yang mereka sumbangkan bagi ilmu ekonomi yang ada sekarang ini. Saya mengambil referensi dari buku yang berjudul Fifty Major Economist karangan Steven Pressman. Saya mengurutkan tokoh-tokoh atau para pemikir ini berdasarkan pada zamannya atau tahun dimana dia mengeluarkan statement-nya dan tahun hidupnya. Nah pada kesempatan pertama ini saya coba mulai dari Thomas Mun (1571 - 1641) terlebih dahulu.
Thomas Mun adalah anggota kelompok ekonomi pedagang Inggris, (abad ke-17) lebih dikenal sebagai kaum “Merkantilis” yang paling terkenal dan paling di hormati. Kelompok ini menyarankan agar inggris menggunakan surplus perdagangan untuk memakmurkan negara secara ekonomi. Seperti yang dikemukakan Mun ([1664] 1954, hlm. 125).

“Cara-cara yang wajar... untuk meningkatkan kemakmuran dan kekayaan kita adalah dengan perdagangan luar negeri, dimana kita harus memperhatikan aturan berikut ini: menjual lebih banyak kepada pihak asing daripada konsumsi kita terhadap barang mereka ... Bagian dari persediaan kita yang tidak kembali ke gudang kita harus selalu dibawa pulang dalam bentuk kekayaan.”
Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan Mun. Kakeknya bekerja di tempat percetakan uang Kerajaan; Ayahnya adalah pedagang tekstil. Ia kemudian terlibat dalam East India Company (Perusahaan Hindia Timur), sebuah perusahaan gabungan milik Inggris yang berdagang terutama di Timur jauh. Pada tahun 1615 Mun terpilih sebagai Direktur perusahaan tersebut dan menjabat sampai ia meninggal. Mun menulis dua risalah ekonomi.
Karya pertamanya (Mun, 1621) mempertahankan Perusahaan Hindia Timur dari kritik yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut mengekspor emas dan perak ke Timur (ditukar dengan rempah-rempah), dan hilangnya logam-logam mulia ini telah membuat perekonomian Inggris merosot. Orientasi dari karya A Discourse of Trade tidaklah terlalu merkantilis. Ketimbang mendukung surplus perdagangan dan akumulasi emas, Mun justru mengajukan semua argumen yang ia pikir bisa mendukung perusahaan tersebut.
Ia menyatakan bahwa negara akan menjadi makmur dengan cara yang sama seperti yang ditempuh oleh sebuah keluarga—dengan penghematan dan menyimpan uang lebih banyak ketimbang yang mereka keluarkan. Demikian juga, negara dan keluarga akan miskin jika terlalu banyak menghamburkan uang. Mun beralasan, sepanjang perusahaan Hindia Timur menghasilkan uang, perusahaan ini tidak akan membuat Inggris bertambah miskin. Mun juga berpendapat bahwa makanan, pakaian dan mesiu adalah kebutuhan pokok, sehingga mengimpor barang-barang ini akan meningkatkan kemakmuran Inggris. Dipihak lain, mengimpor barang-barang mewah sangat membahayakan negara. Tetapi menurut dia tidak semua barang mewah itu membahayakan; beberapa barang impor dikembangkan oleh Inggris dan kemudian di ekspor kembali, dengan demikian menghasilkan pemasukan logam mulia ke Inggris. Selain itu, Ia juga menyatakan bahwa barang-barang yang di impor oleh perusahaannya pada umumnya adalah barang-barang yang dibutuhkan oleh eksportir Inggris.
Jika risalah Discourse ini merupakan pembelaannya terhadap Perusahaan Hindia Timur, maka buku keduanya, yang diterbitkan sesudah ia meninggal (1664), membuat Mun menjadi pemikir ekonomi awal yang penting. Yang paling berharga dari karyanya ini, England’s Treasure by Foreign Trade, adalah perspektifnya yang lebih luas. Mun tidak lagi membela perusahaannya, tetapi ia lebih banyak mengadopsi sudut pandang bangsa secara keseluruhan. Ia menyatakan bahwa perdagangan luar negeri akan memperkaya negara jika perdagangan ini menghasilkan surplus. Mun juga meneliti faktor-faktor yang menyebabkan suatu negara mendapatkan surplus perdagangan. Terakhir Mun mengajukan serangkaian proposal yang dapat diimplementasikan oleh para pemimpin Inggris jika mereka ingin mengingatkan posisi perdagangan nasional.
Disamping menjelaskan manfaat dari surplus perdagangan Mun juga menjelaskan apa yang dapat dilakukan untuk mendorong surplus tersebut. Pertama adalah dengan kebijakan harga. Mun menginginkan ekspor dijual pada tingkat “harga yang terbaik”; yaitu harga yang menghasilkan pendapatan dan kekayaan yang paling banyak. Ketika Inggris memiliki monopoli atau mendekati monopoli didunia perdagangan maka barang-barangnya harus dijual dengan harga tinggi. Tetapi ketika persaingan luar negeri sangat besar, barang-barang Inggris harus ditekan serendah mungkin. Kedua, Mun menjelaskan bahwa kualitas barang yang lebih baik akan menimbulkan permintaan yang lebih besar di seluruh dunia dan juga akan menghasilkan ekspor yang lebih besar bagi Inggris. Mun meminta pemerintah untuk mengatur para pengusaha pabrik dan membentuk dewan perdagangan (yang fungsinya sama dengan Departemen Perdaganan AS sekarang). Peraturan-peraturan ini harus tegas agar Inggris dapat memproduksi barang dengan kualitas tinggi. Terakhir Mun menjelaskan bagaimana kebijakan pajak nasional dapat membantu menghasilkan surplus perdagangan. Bea ekspor harus kecil karena bea ini akan dimasukkan dalam biaya penjualan di luar negeri. Bea impor harus rendah untuk barang yang akan di ekspor kembali, dan harus tinggi pada barang-barang yang cenderung di konsumsi oleh warga Inggris.
Mun dan merkantilisme mendapat kritik tajam dari ahli-ahli ekonomi lainnya pada abad ke-18. David Hume menjelaskan bagaimana ketidak seimbangan perdagangan akan memperbaiki dirinya sendiri secara otomatis. Francois Quesnay dan Adam Smith, keduanya mengkritik tajam merkantilisme dan berpendapat bahwa pembatasan peran pemerintah dalam bisnis akan memacu produksi domestik. Terakhir, David Ricardo mendukung ajarang perdagangan bebas. Semua pandangan anti-merkantilis ini segera mendapat dukungan luas dari hampir semua ahli ekonomi. Tapi ajaran merkantilis ini bangkit pada abad dua puluh. John Maynard Keynes memuji merkantilis karena pengakuannya bahwa permintaan yang ditimbulkan dari surplus perdagangan akan menaikkan pertumbuhan ekonomi. Di Asia, jepang sendiri mengangkat semangat merkantilis dalam meningkatkan perekonomiannya.
Walaupun Mun tidak begitu dihargai oleh ekonom-ekonom di masa kini, dan meskipun Mun tidak membuat sebuah penemuan terobosan, ia telah meningglkan tanda dalam sejarah ekonomi. Gagasan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah seharusnya menciptakan surplus perdagangan, dan gagasan bahwa cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah melalui pertumbuhan ekspor, merupakan kontribusinya yang abadi.
Indonesia sendiri seharusnya menerapkan surplus perdagangan, karena sampai saat ini Indonesia mengalami defisit perdagangan. Oleh karena itu campur tangan pemerintah dalam hal mengeluarkan kebijakan harus bisa mendukung para pengusaha Indonesia untuk bisa mengekspor hasil produksinya. Karena dengan hal tersebut banyak sekali keuntungan yang akan di hasilkan, diantaranya adalah daya beli yang tinggi di negara luar, pendapatan yang lebih besar, mengurangi pengangguran, mengurangi urbanisasi, pendapatan meningkat, dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan negara. Oleh karena itu, mungkin hal ini lah (dalam jangka pendek) yang akan bisa mengatasi Indonesia dari keterpurukan.

Karya-karya Mun
A Discourse of Trade from England unto the East Indies (1621) dalam Early English Tracts on Commerce, John R. McCulloch, Cambridge, Cambridge University Press, 1954.
England’s Treasure by Foreign Trade (1664) dalam Early English Tracts on Commerce, John R. McCulloch, Cambridge, Cambridge University Press, 1954.

Karya-karya Tentang Mun
Buck, Philip W, The Policies of Mercantilism, New York, Octagon Books, 1964.
Johnson, E.A.J., Predecessors of Adam Smith: The Growth of British Economic Trought, New York, August M. Kelley, 1965.
Magnusson,Lars, Mercantilism: The Shaping of an Economic Language, New York and London, Routledge, 1994.

Referensi Lain
Johnson, Chalmers, MITI and the Japanese Miracle: The Growth of Industrial Policy, Stanford University Press, 1982.
Keynes, John Maynard, The General Theory of Employment, Interest and Money (1936), New York, Harcourt Brace & World, 1964.


Sunday, February 22, 2009

USA Berubah ?

beuh, kaya yang betul judulnya..Ya, United States (USA) atau Amerika Serikat berubah gitu? apanya yang berubah?kenapa ko berubah? Santai dong, hehehe... Jadi ceritanya setelah mengamati secara tidak langsung dan dengan mode sok tau trus di renungkan dengan seksama ternyata sudah ada perubahan-perubahan yang lumayan signifikan di Amerika Serikat, baik dari segi pemerintahan ataupun dari segi perekonomiannya. Walaupun memang baru terlihat sedikit, tetapi mudah-mudahan langkah awal perubahan mereka bisa berkelanjutan.
Apa sih sebenernya yang terlihat sekali mereka berubah? dan perubahannya ke arah mana? Yang pertama dan ini sebenarnya sangat baik dan bisa dijadikan contoh oleh Indonesia yaitu ketika mereka mengalami krisis yang berkepanjangan. Perubahan yang terjadi adalah pada sisi politiknya, biasanya apabila partai republik yang memenangkan pemilu atau yang menjadi presidennya maka kebijakan-kebijakannya akan mengarah pada isu-isu keamanan dan sebaliknya apabila partai demokrat yang memenangkan pemilu atau yang jadi presidennya maka kebijakan-kebijakannya biasanya akan mengarah pada isu-isu HAM. Namun ketika terjadi krisis, mereka melebur menjadi satu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Mitos-mitos seperti diatas diruntuhkan dan lebih mengedepankan etos untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.

Selain perubahan tersebut, fakta lain juga yang terlihat adalah dari kedatangannya Hillary Clinton ke Indonesia yang sama sekali tidak ada unsur politik untuk mementingkan Amerika baik dalam hal bisnis atau yang lainnya. Ini bisa dilihat dari kunjungannya ke Toilet umum, ke RCTI menghadiri acara Dahsyat dan ke sekolah-sekolah. Untuk sekelas Menlu negara super adidaya seperti Amerika Serikat datang ke tempat seperti Toilet umum memang sangat mengherankan, tetapi mungkin ini lah langkah awal perubahan mereka yang menurut saya sangat dramatikal dan fenomenal. Jadi, mudah-mudahan kedepannya fungsi Amerika Serikat bisa berubah juga dari polisi dunia menjadi pengayom dunia. Sehingga perpecahan dunia juga bisa di redam dan terjadinya perdamain dunia yang kita impikan bisa tercapai. Amiin.

Thursday, February 19, 2009

Customer Satisfaction

Sudah lama sekali (satu mingguan lebih) saya tidak posting, banyak sekali halangan sehingga lebih banyak di sibukkan di dunia nyata hehehe..melanjutkan postingan mengenai manajemen pemasaran, kemudian melanjutkan ketidakpuasan saya terhadap salah satu produk indosat, yaitu im2, maka postingan sekarang membicarakan tentang kepuasan pelanggan terutama bagaimana kita dapat mengukur kepuasan pelanggan tersebut. Untuk yang mengambil mata kuliah manajemen pemasaran mungkin tidak akan asing lagi dengan istilah dan pengertiannya, sehingga saya tidak akan menulis mengenai pengertiannya, ya paling dikit aja lah.
Kepuasan dan loyalitas pelanggan seharusnya berbanding lurus, jadi apabila pelanggan merasa terpuaskan biasanya mereka akan menjadi pelanggan yang loyal. Tetapi pada kenyataannya banyak sekali yang berbanding terbalik, perusahaan sudah merasa bisa memuaskan konsumen tetapi kenyataannya konsumen tidak loyal terhadap produknya. Banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan hal tersebut, salah satunya mungkin kesalahan dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggannya. Lalu bagaimana cara melakukan pengukuran kepuasan pelanggan? Baca aja semuanya yah...

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang hasil perbandingan dari kinerja suatu produk yang diterima dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Nigel Hill (1996) menyebutkan bahwa kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap penyedia produk / jasa untuk memenuhi atau melebihi harapannya. Selain itu juga, Wilkei menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tanggapan emosional pelanggan terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan pelanggan ini menjadi sangat penting karena beberapa hal diantaranya adalah kepuasan pelanggan ini menjadi kunci untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang, penyebab munculnya loyalitas pelanggan, menumbuhkan citra positif perusahaan, dan bentuk keunggulan daya saing yang paling efektif.
Perusahaan dapat mengukur kepuasan pelanggan ini dengan berbagai cara, diantaranya adalah :
1. Sistem Keluhan dan Saran
Industri yang berwawasan pelanggan akan menyediakan formulir bagi pelanggan untuk melaporkan kesukaan dan keluhannya. Selain itu dapat berupa kotak saran dan telepon pengaduan bagi pelanggan. Alur informassi ini memberikan banyak gagasan baik dan industri dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.
2. Survei Kepuasan Pelanggan
Industri tidak dapat menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Industri yang responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan survei berkala, yaitu dengan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon secara acak dari pelanggan untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja industri. Selain itu juga ditanyakan tentang kinerja industri saingannya.
3. Ghost Shopping
Ghost Shopping adalah menyuruh orang berpura-pura menjadi pelanggan dan melaporkan titik-titik kuat maupun titik-titik lemah yang dialami waktu membeli produk dari industri sendiri maupun industri saingannya. Selain itu pelanggan bayangan melaporkan apakah wiraniaga yang menangani produk dari industri.
4. Analisa Kehilangan Pelanggan
Industri dapat menghubungi pelanggan yang tidak membeli lagi atau berganti pemasok untuk mengetahui penyebabnya (apakah harganya tinggi, pelayanan kurang baik, produknya kurang dapat diandalkan dan seterusnya), sehingga dapat diketahui tingkat kehilangan pelanggan.

Yah, seperti itu lah teorinya. Tapi memang pada prakteknya tidak semudah yang dibayangkan. Silahkan saja klik link-link di bawah untuk lebih jelasnya.

Saturday, February 14, 2009

Indosat M2 "Cape Dong"

Sebelumnya saya minta maaf pada pihak Indosat, tulisan saya ga ada maksud untuk mendiskreditkan salah satu merek atau perusahaan dan tentu saja ga ada niat untuk iklan produk apapun disini. Anggap saja ini masukan atau lebih tepatnya kritikan saja buat pihak indosat agar bisa lebih maju lagi serta bisa lebih meningkatkan lagi kinerjanya terutama untuk produk yang sangat kompetitif ini. Tulisan ini hanya testimonial atau pengalaman saya saja dalam menggunakan salah satu produk dari Indosat (m2) dan saya tidak menulis merek lain karena memang saya sendiri pengguna indosat m2 sudah tiga bulan terakhir dan belum pernah menggunakan produk yang sama dari merek atau perusahaan lain. Terus terang saja ini hanya berangkat dari kekecewaan saya saja karena tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh pihak indosat sendiri.
Saya sendiri tinggal di Bandung tepatnya di Tamansari bawah yang notabene masih di lingkungan Kota Madya Bandung. Tentu saja 3G atau 3,5G (HSDPA) dapat diterima dengan baik di tempat tinggal saya. Saya menggunakan indosat m2 yang unlimited, konon katanya kecepatan yang bisa saya terima apabila menggunakan produk ini yaitu 256kbps sebelum penggunaan mencapai kuota 2GB dan setelah melewati 2GB kecepatan diturunkan menjadi 64kbps. Tetapi apa yang terjadi??sama sekali saya tidak pernah mencapai kecepatan tersebut (yang dijanjikan).

OK, selain itu yang saya rasakan ketika memakai m2 adalah sangat tidak stabil sekali koneksinya. Bisa sih stabil tapi pada kecepatan 0,04 - 3 KBps (Cuuuaaapeeee donggggg). Boleh lah kalau kecepatan m2 memang kemampuannya segitu, saya ngerti karena mungkin sudah banyak banget jadi trafiknya juga sudah padat, tapi ya kenapa ko ga stabil gitu??? Selain itu saya juga kecewa terhadap pelayanannya indosat terutama untuk kantor cabang yang di jalan Asia Afrika (Gedung apa yah?? lupa saya) Bandung. Begini ceritanya, suatu hari m2 punya saya ga bisa konek terus saya menelpon ke customer service m2 yang lumayan susah juga menghubunginya. Ketika itu saya mendapat jawaban katanya harus di ketik ulang lagi user sama password nya, KENAPA COBA???? Padahal klo emang salah di user sama password kan pasti ga bisa konek sebelumnya, dan saya sendiri inget banget sama user dan password saya karena saya juga coba log in di website m2 sendiri bisa dengan user dan password saya. Ketika sudah di coba dengan mengetik ulang user dan password tetap saja ga bisa, maka saya disuruh untuk mendatangi counter indosat yang terdekat jadi saya mendatangi yang di jalan Asia Afrika. Saya datang dengan senang hati karena memang saya sangat perlu sekali dengan koneksi internet untuk kerjaan saya dan juga mendukung kuliah (nge-blog juga tentunya hehehehe), tapi apa yang terjadi susudara-susudara eh maaf saudara-saudara disana sudah ada antrian yang sangat panjang sekali untuk mengurus m2 ini. OK antrian panjang ga apa-apa, tapi ya ditambah dong customer service untuk melayani m2 nya, jangan cuma dua aja. Karena yang saya tau untuk sekali pelayanan di customer service ini lumayan lama, kira-kira dan kurang lebih 15 menit lah. Sudah dapat diprediksi sebelumnya bahwa saya akan menunggu lama disana, saya datang jam setengah dua siang dan baru dilayani jam 4.30 sore (dah mau tutup). Kekecewaan saya bertambah ketika saya dilayani, karena mereka masih tetap ga bisa menyelesaikan masalah m2 saya yang ga konek, maka jawaban mereka pada saya adalah "Coba aja INSTAL ULANG laptopnya". Huaaaaaaaaaaaaaaa cape dong.....
yah itu lah pengalaman saya memakai indosat m2. Bagaimana dengan teman-teman??? Puas kah dengan menggunakan m2???

Friday, February 13, 2009

Program Linier

fuih...akhirnya bisa posting lagi nih, setelah menunggu m2 nya bisa konek normal lagi (koneknya lelet banget soalnya lebih parah dari keong hehehehe...). melanjutkan postingan yang dulu (saking dah lamanya jadi lupa postingan yang mana yah??) tentang science management, nah sekarang kita bahas satu-persatu mengenai cabang dari ilmu science management ini. Mungkin sudah pada tau tentang program linier ini, atau bahkan banyak yang lebih tau dari saya tentang ini tapi ga apa-apa lah toh ga ada salahnya saya posting ini kan biasa niatnya buat mengingatkan kembali khususnya buat saya yang pelupa hehehe..
Banyak sekali keputusan utama dihadapi oleh seorang manager perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan batasan situasi lingkungan operasi. Pembatasan tersebut meliputi sumberdaya misalnya waktu, tenaga kerja, energi, bahan baku, atau uang; atau dapat berupa bentuk batasan pedoman misalnya resep untuk membuat gado-gado atau spesifikasi teknik. secara umum, tujuan umum perusahaan yang paling sering terjadi adalah sedapat mungkin memaksimalkan laba. Tujuan dari unit organisasi lain yang merupakan bagian dari suatu organisasi biasanya meminimalkan biaya. Saat manajer berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan mencari tujuan yang dibatasi oleh batasan tertentu, teknik sains manajemen berupa program linier sering digunakan untuk permasalahan ini.

Terdapat tiga tahap dalam penggunaan teknik program linier. Pertama, masalah harus dapat diidentifikasi sebagau sesuatu yang dapat diselesaikan dengan program linier. kedua, masalah uang tidak tersturktur harus dapat dirumuskan dalam model matematika, sehingga menjadi terstruktur. Ketiga, model harus diselesaikan dengan teknik matematika yang telah dibuat. Teknik program linier menggambarkan bahwa hubungan fungsi linier dalam model matematika yang penyelesaiannya telah ditetapkan dalam langkah-langkah matematika yang disebut program. Sehingga Program Linier merupakan model yang terdiri dari hubungan linier yang menggambarkan keputusan perusahaan dengan suatu tujuan dan batasan sumberdaya. Maka, model program linier terdiri dari variabel keputusan, fungsi tujuan dan batasan-batasan.
Program Linier yang dipelajari sekarang ini, disusun oleh George B. Dantzig di tahun 1947 pada saat memimpin Air Force Statistical Control's Combat Analysis Branch di Pentagon. Pada saat Dentzig menganalisis masalah perencanaan Air Force, dia menyadari merumuskan sistem ketidaksamaan linier, hal di atas merupakan awal pemberian nama untuk teknik "program dalam struktur linier", yang belakangan disederhanakan menjadi program linier. Dari situ, terdapat beberapa langkah untuk menyelesaikan program linier ini, diantaranya :
1. Formulasikan Model (Maksimasi atau Minimasi)
2. Tentukan Variabel Keputusan
3. Tentukan Fungsi Tujuan
4. Tentukan Batasan Model
5. Selesaikan Model Matematikanya (Grafik atau Matematika)

Tetapi ada juga beberapa aturan dalam penyelesaian masalah dengan program linier ini, contohnya seperti :
- Batasan non-negatif membatasi variabel keputusan menjadi nol atau nilai negatif
- Solusi yang tidak layak adalah solusi yang melanggar salah satu batasan
- Solusi yang layak (fisibel) adalah solusi tidak melanggar semua batasan
- Solusi grafik digunakan untuk pemecahan masalah program linier yang hanya dua variabel keputusan
- Metode grafik memberikan gambaran mengenai bagaimana proses pemecahan masalah program linier

OK deh, mungkin segitu aja yah mudah-mudahan pusing dan ga ngerti yah hehehehe... Maksudnya biar baca-baca lagi supaya tambah mengerti, untuk acuan bisa membaca bukunya kang Taylor mengenai management science atau bisa juga kesini. Yang pasti link-link dibawah lebih OK deh, coba aja hehehehe...

Tuesday, February 10, 2009

Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia 2022 ?

Terus terang ketika saya pertama kali mendengar dan melihat berita ini saya sangat TERKEZUT sekali, langsung punya pikiran "bener gak sih?" serius ah? ah yang salah? masa sih? maenya?hehehe.... "Lebay klo kata anak gaul mah". Ya, memang ini adalah rencana serius dari PSSI dan juga Manpora untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia. Tapi menurut saya juga ini merupakan cita-cita seluruh Rakyat Indonesia, mudah-mudahan terwuud yah, Amiin...
Banyak sekali pendapat yang keluar dari masyarakat Indonesia khususnya masyarakat sepak bola Indonesia, Mustahil ah dan apalah yang kata-kata yang keluar dari mereka. Mustahil? Ga juga, menurut gwa yang mustahil itu adalah kata mustahil itu sendiri. Apapun kalau kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan fokus Insya Allah akan ada hasilnya. Intinya, hal yang pertama harus ada adalah optimisme untuk mewujudkan cita-cita kita itu sendiri.

Kalau ditanya "berat ga untuk mewujudkannya?", Saya rasa memang sangat berat sekali banget yah jawabannya hehehe..Selain memang banyak pesaingnya yang mengajukan jadi tuan rumah, infrastruktur yang harus di persiapkan juga tidak main-main. Karena salah satu persyaratannya yang wajib dan lumayan berat buat Indonesia adalah harus tersedianya 10 stadion yang berkapasitas minimal 40.000 tempat duduk dan 2 (dua) stadion yang berkapasitas minimal 80.000 tempat duduk. Terus terang ini sangat berat bagi Indonesia yang hanya mempunyai beberapa stadion saja yang berstandar internasional dan memenuhi syarat jumlah tempat duduknya. Tentu saja bukan hanya itu syaratnya, infrastruktur lainnya yang perlu disiapkan adalah Bandara Internasional, akses jalan yang mudah terhadap stadion, Penginapan atau hotel, Rumah sakit, hingga fasilitas-fasilitas lainnya yang juga harus berstandar internasional. Berat juga yah??Tapi bukankah Indonesia sudah terlatih dengan tantangan yang berat selama ini?
Nah, setelah tadi kita berpikir optimis sekarang mari kita lihat hambatan-hambatan yang ada. Hambatan yang pasti adalah masalah keuangan, karena kita sendiri mengetahui bagaiman akeadaan keuangan negara kita ini. Sebenarnya banyak uang sih Indonesia tapi uang nganggur (di SBI, Deposito dll lah) yang bisa di manfaatkan. Dalam hal ini tentu saja masalahnya adalah prioritas, yaitu yang mana dulu yang harus di kedepankan? Apakah pembangunan infrastruktur untuk syarat jadi tuan rumah piala dunia atau misalnya untuk pendidikan, bantuan bencana alam, sektor industri, atau pembangunan lainnya. Hambatan lain yaitu persiapan dari PSSI sendiri, baik dari mulai organisasinya sendiri yang akhir-akhir ini carut marut setelah ketuanya sendiri di pindah rumahkan, masalah profesionalisme manajemen (mulai dari penjadwalan, sampai penyelenggaraan). Kenapa? Karena kita sendiri semuanya sudah mengetahui bagaimana kinerja PSSI dalam melakukan penjadwalan di LSI yang masih buruk sekali, sering sekali pengunduran jadwal atau perubahan yang membuat klub-klub kebingungan. Selain itu, masalah penyelenggaraan pertandingan juga masih belum bisa profesional, karena pengalaman dari Piala Asia yang masih banyak tindak percaloan, lampu stadion yang mati, banyak yang ga kebagian tiket dan lain sebagainya.
Sebenarnya masih banyak sekali hambatan dan pro kontra dari cita-cita kita ini. Ya mudah-mudahan saja semuanya bisa berjalan lancar, Saya sih berharap pembangunan dan kemajuan Negara kita tercinta ini di mulai dari menjadi tuan rumah piala dunia. Karena kita bisa memanfaatkan pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan untuk menjadi tuan rumah ini untuk pembangunan dan pengembangan ke depannya. Ya, semoga ini semua terjadi. Kalau kata orang sih "jadikanlah semua ini perjalanan, bukan tujuan". Karena bukan jadi tuan rumah piala dunia tujuan negara kita, tapi mudah-mudahan ini menjadi perjalanan untuk membuat negara kita menjadi lebih maju dan rakyatnya makmur. Amiin.

Quality Function Deployment (QFD)

Makhluk apa lagi nih QFD??yang pasti kalau ngeliat postingan saya sebelumnya mengenai kualitas, saya berjanji akan posting mengenai QFD ini. Trus apa hubungannya kualitas sama QFD? Sabar dong, Kalau kata orang tua mah harus runtut ceritanya biar ga ngaclok (apa yah bahasa indonesianya ini??). Jadi Quality Function Deployment (QFD) diperkenalkan oleh Yoji Akao, Professor of Management Engineering dari Tamagawa University yang dikembangkan dari praktek dan pengalaman industri-industri di Jepang. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1972 oleh perusahaan Mitsubishi di Kobe Shipyard, dan diadopsi oleh Toyota pada tahun 1978, dan tahun-tahun selanjutnya dikembangkan oleh perusahaan lainnya.
Nah, kalau fokus utamanya dari QFD ini yaitu melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan puas dengan suatu produk meskipun suatu produk yang dihasilkan sempurna, seperti yang kemarin dikatakan diposting sebelumnya mengenai kualitas bahwa produk yang superior atau sempurna belum tentu di butuhkan oleh konsumen.

Nah, supaya lebih jelas mengenai QFD mending kita liat aja yah apa sebenarnya QFD itu :
QFD merupakan suatu metodologi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan prioritas kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menggabungkan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dalam produk dan jasa yang disediakan bagi konsumen. Berikut ini dikemukan beberapa definisi dari QFD antara lain :
• QFD adalah suatu metodologi untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknik dan karakteristik kualitas tertentu. (Akao, 1990; Urban Hauser, 1993).
• QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengefaluasi secara sistematis kapabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
• Menurut Oakland J.S (1995), QFD adalah suatu sistem untuk mendesain sebuah produk atau jasa yang berdasarkan permintaan pelanggan, dengan melibatkan partisipasi fungsi-fungsi yang terdapat dalam organisasi tertentu.
• QFD juga dapat diartikan sebagai penyebaran fungsi-fungsi yang terkait dengan pengembangan produk dan pelayanan dengan mutu yang memenuhi kepuasan konsumen. (Revelle., Frigon., dan Jackson, 1995).

Berdasarkan definisinya, QFD merupakan praktek untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD menterjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan oleh organisasi. QFD memungkinkan organisasi untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut dan memperbaiki proses hingga tercapainya efektifitas maksimum. QFD juga merupakan praktik menuju perbaikan proses yang dapat memungkinkan organisasi untuk melampaui harapan pelanggan.
Manfaat QFD bagi perusahaan yang berusaha meningkatkan daya saingnya melaui perbaikan kualitas dan produktifitasnya secara berkesinambungan adalah sebagai berikut :
1. Fokus pada pelanggan.
Organisasi TQM merupakan organisasi yang berfokus pada pelanggan. QFD memerlukan pengumpulan masukkan dan umpan balik dari pelanggan.
2. Efisiensi waktu.
QFD dapat mengurangi waktu pengembangan produk karena memfokuskan pada persyaratan pelanggan yang spesifik dan telah diidentifikasikan dengan jelas.
3. Orientasi kerja sama tim (Teamwork Oriented).
QFD merupakan pendekatan kerjasama tim. Semua keputusan dalam proses didasarkan konsensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan brainstorming.
4. Orientasi pada dokumentasi.
Salah satu produk yang dihasilkan dari proses QFD adalah dokumen komprehensif mengenai semua data yang berhubungan dengan segala proses yang ada dan perbandingannya dengan persyaratan pelanggan.
Dari ke empat point diatas, dapat kita ketahui bahwa secara spesifik manfaat penerapan QFD yaitu sebagai berikut :
• Meningkatkan Keandalan Produk.
• Meningkatkan Kualitas Produk.
• Meningkatkan Kepuasan Konsumen.
• Memperpendek time to market.
• Mereduksi biaya perancangan.
• Meningkatkan komunikasi.
• Meningkatkan Produktivitas.
• Meningkatkan keuntungan perusahaan.

Selain itu juga, QFD dapat menjalankan atau memperlancar cross functional communication dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sehingga proses komunikasi antar divisi atau fungsi organisasi dapat berjalan dengan lancar, supaya lebih jelas berikut adalah gambarnya :


Seperti itu kira-kira gambarnya. Trus yang harus di perhatikan lagi dalam QFD ini ada empat langkah pengerjaannya, diantaranya adalah :
1. Product Planning (House of Quality)
2. Design Deployment
3. Manufacturing Planning
4. Production Planning

Jadi, dengan empat langkah tersebut lengkap lah sudah proses pengembangan suatu produk mulai dari perencanaan produk, perencanaan komponen (komponen produk), perencanaan proses, dan perencanaan produksi yang semuanya saling berkaitan seperti gambar di bawah ini :

yah, seperti itu lah kira-kira proses atau langkah-langkah dalam membuat Quality Function Deployment (QFD). Buku yang saya sarankan adalah buku karangannya Cohen Law yang berjudul Quality Function Deployment atau bisa juga buku-buku yang membahas mengenai Total Quality Management (TQM). Atau kalau mau lebih lengkap lagi bisa juga klik link yang ada di bawah ini :D khakhakahakah ga bosen-bosennya.

Monday, February 9, 2009

Quality

Nah kalau yang ini mengenang masa lalu selama menjadi assisten di Teknik Industri Universitas Islam Bandung (Unisba) yang ditugaskan memegang laboratorium manajemen kualitas dan mata kuliah pengendalian kualitas statistik, tapi itu masa lalu hehehe... Sebenarnya banyak sekali dan sangat luas sekali kalau kita membicarakan masalah kualitas ini, belum lagi ilmu-ilmu baru yang bermunculan seperti six sigma, bahkan dari konsep six sigma ini juga lahir yang di kolaborasikan dengan lean yaitu lean sigma, bahkan baru-baru ini kembali lahir dari perpaduan yang menarik antara six sigma, lean, dan ISO 14000 yaitu lean sixga green company yang diperkenalkan di Indonesia oleh Prof. Vincent Gazpers yang merupakan Six Sigma Master Black Belt.
Baiklah, supaya tidak terlalu banyak cincong kita langsung aja...here goes...
Pemahaman konsep kualitas sangat penting dalam pengembangan aktivitas perusahaan sebab pertumbuhan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas produk atau jasa yang dihasilkannya. Ketidakpedulian terhadap kualitas akan menyebabkan terjadinya kehilangan peluang menjual produk dan pangsa pasar, yang pada akhirnya berakibat pada penurunan aktivitas dan pertumbuhan perusahaan.

Dalam upaya memahami konsep kulitas suatu produk maka berikut ini dikemukakan lima definisi kualitas menurut para pakarnya :
a. Kualitas adalah kemampuan suatu produk atau jasa untuk dapat mencukupi keinginan konsumen dengan mudah dimengerti, dihubungkan dengan karakteristik pencapaian atau tidak sehingga dapat menimbulkan reaksi orang lain .
b. Kualitas adalah suatu strategi bisnis mendasar yang mengupayakan untuk menghasilkan aneka barang (goods) dan jasa (service) yang memuaskan para pelanggan baik internal maupun eksternal secara lengkap dengan berusaha memenuhi harapan-harapan mereka baik yang implisist maupun eksplisit (Ternner&de Toro, 1992).
c. Kualitas adalah kemampuan produk dalam melakukan fungsinya selama jangka waktu penggunaan tertentu yang telah ditetapkan (Hoyle, 1994).
d. Kualitas adalah totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan (ISO 8402, 1994).
e. Kualitas adalah karakteristik total suatu entitas yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (Wilton, 1994).

Pada prinsipnya definisi-definisi yang sudah ada tersebut bisa diterima. Akan tetapi, ada suatu pertanyaan yang tetap tersisa, yakni “unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam sistem kualitas yang bisa menentukan, merencanakan, mengembangkan, dan menyempurnakan kualitas dalam rangka memuaskan, atau bahkan membahagiakan pelanggan?”.
Agar dapat menjawab pertanyaan fundamental ini, kita harus mengeksplorasi dan memahami beberapa strategi dasar yang berkaitan dengan unsur manusia dalam setiap organisasi. Ini perlu dilakukan, karena kualitas berawal dari setiap individu apapun posisinya, dan bukannya dari departemen fungsional sebagaimana yang sering diduga orang. Strategi-strategi dasar tersebut meliputi:
1. menetapkan tujuan yang jelas.
2. Memprakarsai atau menentukan kembali budaya organisasi.
3. mengembangkan komunikasi yang efektif dan konsisten.
4. Melambangkan pendidikan dan pelatihan.
5. Mendorong perbaikan terus-menerus.

Dalam sebuah survei yang dilakukan American Society for Quality Control (ASQS) dan Gallup Organization terhadap lebih dari 30.000 konsumen di Amerika Serikat, Jerman Barat, dan Jepang, di dapatkan hasil bahwa ada berbagai macam komponen kualitas dilihat dari perspektif pelanggan. Arti penting atau penekanan pada komponen-komponen tersebut berbeda-beda antar negara. Ini ditunjukkan pada peringkat yang bervariasi.

Oleh karena itu, akhir-akhir ini memang pengertian kualitas itu bergeser menjadi seberapa jauh produk dapat diterima oleh konsumen (pelanggan) atau seberapa jauh suatu produk bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya, karena walaupun kualitas dari suatu produk itu sangat bagus sekali tetapi kalau konsumen tidak membutuhkan dan menginginkan kualitas tersebut ya percuma saja. Nah, bagaimana caranya supaya suatu produk itu dapat di terima dan dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen? Tunggu postingan berikutnya karena pada postingan berikutnya saya akan membahas mengenai Quality Function Deployment (QFD), yang merupakan suatu filosopi untuk bisa mengembangkan produk sesuai dengna kebutuhan dan keinginan konsumen. Tunggu yah...

Saturday, February 7, 2009

Pohon Pengetahuan Ilmiah (Dari Realitas Ke Konsep)

Melanjutkan tulisan saya yang sebelumnya mengenai filsafat ilmu, dulu saya pernah posting mengenai Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi yang semuanya merupakan dasar dari filsafat ilmu atau bisa saya istilahkan sebagai akar dari pengetahuan ilmiah. Sekarang, saya akan posting yang lebih lengkapnya mengenai Pohon Pengetahuan Ilmiah yang merupakan keseluruhan dari realitas menuju konsep (dari akar sampai puncak).
Ya udah, saya akan mulai dari pengertian pengetahuan dulu yaitu segala hasil tangkapan manusia (rasio dan indera) terhadap objek tentang realitas. Jika ditanyakan apakah realitas itu? Jawabannya adalah jamak. Dalam kesempatan ini pengetahuan digambarkan sebagai suatu pohon yang organis, dengan akar-akarnya adalah realitas (reality) dan puncaknya paradigma-paradigma.


Pembicaraan tentang realitas adalah pembicaraan tentang cabang filsafat ontologi. Secara ringkas realitas itu bisa dianggap sebagai ide, materi, api, tanah, udara, angin dan sebagainya. Pandangan lain menyatakan bahwa realitas itu sebagai yang tetap, sebagai gejala dan sebagainya. Berikut ini saya coba membuat pemahaman tentang pengetahuan umum manusia dan realitas sebagai suatu pohon pengetahuan yang organis. Rincian pohon itu adalah :
1. Realitas.
2. Gejala, Apa saja yang ditangkap manusia.
3. Tanda, Manusia memberikan suatu sign.
4. Simbol, Manusia memberikan makna, arti, dan nilai pada tanda sehingga manusia memiliki pengertian.
5. Istilah, diberikan suatu kata pada simbol tersebut.
6. Pengertian, Pemberian suatu makna dan arti.
7. Pemberian nilai dan norma, Pemberian arti yang lebih subjektif dan bermakna khusus.
8. Konstruk, Membangun suatu pengertian yang lebih menyeluruh.
9. Konsep, Pengertian yang lebih menyeluruh.
10. Proporsisi, Kumpulan beberapa konsep dengan pengertian tertentu dan utuh.
11. Argumentasi, Kumpulan beberapa proporsisi dengan pola berpikir khusus.
12. Hipotesis, Teori yang kebenarannya belum seluruhkan terbuktikan.
13. Teori, Pernyataan yang telah terbuktikan.
14. Dalil, Teori yang kebenarannya sangat luas dan terbuktikan dalam waktu yang lama.
15. Aksioma, Teori yang kebenarannya tak terbantahkan lagi dan dapat dikatakan universal.
16. Paradigma, Suatu konsep yang paling umum dan terdalam untuk melihat dan memahami realitas.

Begitulah kurang lebih yang terangkum dalam pohon pengetahuan ilmiah. Tetapi yang perlu dipahami lebih lanjut adalah hubungan antara pengertian, konstruk, konsep dan proporsisi. Pengertian adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemikiran manusia terhadap suatu objek. Pengertian memiliki sifat yang paling luas, abstrak, maya dan cenderung tidak memiliki batas-batas yang jelas. Nah, untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas, dibutuhkan suatu konstruk. Pengertian manusia kemudian ditata lebih jauh dan disusun sedemikian rupa sehingga terjadi pengertian dengan batas-batas yang jelas, karenanya terjadilah konsep. Sedangkan Proporsisi adalah kumpulan beberapa konsep dan membentuk suatu pengertian tertentu. Nah, dalam metode berpikir ilmiah, materi konsep dan konseptualisasi sangat penting untuk dipahami secara lebih mendalam, termasuk dalam menyusun skripsi, tesis, desertasi atau penelitian, khususnya hubungan antara konsep dengan gejala yang terjadi di lapangan.
Ya, beritulah sebenernya proses para ilmuwan sampai bisa memberikan ilmunya sampai sekarang ini dan sebenarnya semua yang kita lihat juga ada ilmu dan pengetahuannya, tetapi biasanya kalau menurut kita tidak masuk akal ya berarti rasio kita aja yang belum nyampe ke sana. Selain itu, tentu saja semua persepsi berangkat dari background dan pengalaman masing-masing. Sehingga memang sering kali terjadi perbedaan pandangan mengenai suatu hal, dan ini wajar karena dari perbedaan itu lah nanti ilmu-ilmu baru akan muncul kembali. Contohnya, fenomena krisis global yang terjadi sekarang ini tentu saja akan berbeda analisisnya dari seorang ekonom dan seorang ahli hukum, sejarawan dan yang lainnya. Tapi semuanya tidak ada yang salah, karena mereka memandang dari kaca mata mereka masing-masing. Tetapi yang harus di ingat pula bahwa biasanya ilmu science akan mentok ketika sudah bertemu dengan realita yang lebih mantap, seperti Agama. Contohnya? Banyak, misalkan Teori Evolusi manusia dari Darwin yang menyatakan nenek moyang manusia adalah kera, tapi dalam ajaran islam itu tidak benar dan ini pasti orang memilih yang lebih mantap yaitu dari segi Agama. Contoh lain misalkan orang Jepang, Siapa sih yang meragukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Jepang?? Tapi apa yang terjadi? Mereka masih banyak yang menyembah Matahari, kalau menurut logika atau rasio kita ya tidak masuk akal matahari disembah. Ya, kurang lebih seperti itu lah hehehe...Terus kalau terjadi seperti ini mana yang di pilih? Saya pribadi tentu saja sama dengan kebanyakan orang dan yang orang jepang pilih yaitu agama (tentu saja agama saya : Islam). Alasannya? Alasan saya sederhana, karena ilmuwan atau filusuf sekalipun kalau dilihat dari pohon pengetahuan ilmiah pasti berangkat dari keragu-raguan atau ketidak tahuan tentang suatu hal, tetapi berbeda dengan agama karena Agama berangkat dari Keyakinan. Kalau Anda gimana?? Pilih Yang Mana???

Friday, February 6, 2009

SEO With Addweb

Malu juga sama master-master sebenernya nulis masalah SEO, secara si aku masih nyubi banget dalam dunia web, blog dan kawan-kawan. Tapi ga apa-apa lah, toh semua master juga dulunya nyubi hehehehe... Ya ini cuma berbagi aja sama semuanya bahwa ada cara lain untuk melakukan SEO yang saya rasa jauh lebih mudah apalagi buat para nyubi seperti saya, karena disini kita tinggal install softwarenya trus langsung klik sana sini udah deh.
Mungkin sudah pada tau semua yah apa itu SEO? Perlu ga yah dijelasin lagi? dikit aja yah, biar ga lupa. SEO (Search Engine Optimization) atau optimisasi mesin pencari adalah serangkaian proses yang dilakukan secara sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan volume dan kualitas trafik dari mesin pencari menuju alamat situs web tertentu dengan memanfaatkan mekanisme kerja alami algoritma mesin pencari tersebut. Tujuan spesifik SEO adalah menempatkan suatu alamat situs web pada posisi teratas (atau setidaknya pada halaman pertama) hasil pencarian berdasarkan subyek tertentu. Secara logis, alamat situs yang menempati posisi teratas hasil pencarian memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pengunjung. Yah, begitulah kira-kira penjelasan dari wikipedia tentang SEO ini (Saya ga berani menurut saya karena masih nyubi). Trus ini bagaimana SEO nya? Ok kita mulai...

Sudah banyak sekali para master menjelaskan dan memberikan bagaimana cara melakukan SEO ini. Karena saya bukan master, jadi saya memberikan cara yang sangat mudah yaitu dengan bantuan software Addweb3. Software ini gampang sekali penggunaannya, karena kita tinggal mengisi profile dari blog atau web kita, kemudian kita langsung melakukan atau memasukkan (add url) ke situs2 atau web directory yang ada di software tersebut sebanyak kurang lebih 30.000an web directory. Tapi kita juga bisa memilih url kita mau di masukkin ke web directory mana aja (ga harus semuanya). Pokoknya gampang lah, dicoba aja yah. Software ini juga udah ada patch dan SN nya, jadi tinggal pake aja. Udah lah ga usah banyak cincong yah, coba aja dan panduan instalasinya udah ada di dalamnya. silahkan donlot aja...
Download
Atau bisa juga link di bawah ini, untuk panduan SEO yang lainnya.. hehehe...

Thursday, February 5, 2009

SWOT Analysis

Beberapa hari ini saya lebih senang untuk posting mengenai ulasan tentang ilmu-ilmu science, jadi yang sekarang juga mungkin tidak akan jauh berbeda dengan postingan saya sebelumnya. yaitu mengenai BSC dan SCM. Untuk postingan yang sekarang, saya akan coba bahas mengenai SWOT Analysis. Mungkin sudah tidak asing lagi istilah ini buat yang kuliah di manajemen, teknik industri dan yang lainnya juga pasti sudah banyak yang mengetahuinya.
Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Supaya lebih jelas, berikut saya lampirkan juga pengertiannya menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu Fredy Rangkuti. Kurang lebih seperti ini :

“Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.

Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement plan).

Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan.
Dilain pihak perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilkaukan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa :
  • Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.

  • Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.

  • Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.

  • Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang.
Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.

Kurang lebih seperti itu penjelasan saya mengenai SWOT Analysis ini, namun yang harus di ingat adalah sering sekali terjadi kekeliruan mengenai penentuan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Selain harus benar-benar jujur dalam pengisiannya, kebanyakan suka terjebak pada teori yang ada. Misalkan, untuk kekuatan dan kelemahan yang katanya dilihat dari internal. Nah untuk itu kebanyakan yang melakukan analisis SWOT ini dalam mengisi kekuatan dan kelemahannya hanya melihat internal saja. Sebenarnya ini keliru, karena sebenarnya ketika kita melakukan listing kekuatan dan kelemahan dalam organisasi kita, sebaiknya dibandingkan dengan pihak eksternal. Kenapa? Begini ceritanya, misalkan karyawan di perusahaan kita semuanya lulusan S1. Ini bisa saja oleh perusahaan tersebut di sebut kekuatan apabila tidak dibandingkan dengan perusahaan lain. Tetapi, ketika kita bandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis ternyata perusahaan tersebut sudah S2 semua karyawannya, ini bukan kelebihan lagi tapi sudah menjadi kelemahan. Begitu juga untuk peluang dan ancaman, sebenarnya ini juga harus melihat internal. Kenapa? Nah yang ini begini ceritanya hehehe.. Misalkan seperti sekarang kan lagi musim pemilu tuh, nah ini kan menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan sablon dan percetakan. Namun, apabila perusahaan tersebut secara internal tidak siap dalam menangkap peluang ini, maka ini akan menjadi ancaman, karena perusahaan lain akan mengambil peluang ini dan akan jauh lebih maju karena mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari pada perusahaan kita. Nah segitu aja yah..dah ngantuk nih.. byeeee... klo mau lebih lengkap mah, biasa lihat link dibawah ini aja :D klik aja ga usah ragu-ragu kali... hehehe...

Wednesday, February 4, 2009

Balanced Scorecard

Banyak sekali organisasi atau perusahaan yang merasa bahwa kinerja organisasinya meningkat atau menurun, lalu pertanyaannya adalah bagaimana organisasi itu mengukur kinerja organisasinya sehingga mereka bisa mengatakan kinerjanya meningkat atau menurun?Nah, kalau zaman dulu (kata orang sih jadul) cara mengukur kinerja itu biasanya secara parsial (terpisah), misalkan kinerja pemasaran, kinerja SDM, atau kinerja keuangan. Nah, sekarang ini sudah ada cara mengukur kinerja organisasi secara keseluruhan yaitu dengan menggunakan Balanced Scorecard ini.
Meskipun bukan sesuatu yang baru pada awal kemunculannya, ide untuk memfasilitasi organisasi agar mencurahkan perhatiannya atas kapabilitas aktiva tak berwujud, banyak mendapat sambutan dari pemerhati dan praktisi organisasi serta manajemen. Balanced Scorecard merupakan konsep yang digunakan untuk mengukur suatu kinerja yang ada dalam suatu perusahaan baik itu jasa maupun produksi atau manufaktur dengan melihat empat perspektif dari kinerja yang ditunjukan oleh perusahaan tersebut. Baiklan saya coba ceritakan dulu sejarahnya.

Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan dalam artikel Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam sebuah artikel berjudul “Balanced Scorecard Measures That Drives Performance”. Artikel tersebut merupakan laporan dari serangkaian riset dan eksperimen terhadap beberapa perusahaan di Amerika serta diskusi rutin dua bulanan dengan wakil dari berbagai bidang perusahaan sepanjang tahun itu untuk mengembangkan suatu model pengukuran kinerja baru. Balanced Scorecard dikembangkan sebagai sistem pengukuran kinerja yang memungkinkan para eksekutif memandang perusahaan dari berbagai perspektif secara simultan. Dalam perkembangannya, Balanced Bcorecard kemudian dikembangkan untuk menghubungkan tolak ukur bisnis dengan strategi perusahaan. Norton dan Kaplan menjelaskan tentang pentingnya memilih tolak ukur berdasarkan keberhasilan strategis dalam artkel kedua Harvard Business Review, “Putting the Balanced Scorecard to Work”.
Untuk sebagian mereka yang telah lama bergelut dengan ide BSC sekalipun, bukan hal yang mudah untuk mendefinisikan BSC. Mengapa dernikian? Dalarn proses pembelajaran dan komunikasi dibentuk oleh media dan berbagai laporan ilmiah tentang penerapan BSC, para prakfisi maupun misi lebih banyak disodori kasus yang menunjukkan berbagai wilayah yang berbeda di mana dimanfaatkan. Karena luasnya area implementasi BSC dalarn konsep bisnis, maka suatu definisi kala terasa sempit dibandingkan dengan fungsi BSC yang sesungguhnya.
Berikut akan saya kutip pengertian dari Balanced Scorecard menurut penciptanya langsung yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton, jadi saya ga berani nambahin (sekalian artiin aja sendiri yah) hehehe..
”…….a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of business…includes financial measures that tell the results of action already taken…..complements the financial measures with operational measures on customer satisfaction, internal process, and the organization’s innovation and improvement activities-operational measures that are drivers of future financial performance”.
Sebagai kerangka kerja operasional strategi, penjabaran visi, misi dan Strategi ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok berikut ini :
a. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif pelanggan)
b. Proses bisnis apa yang harus ditingkatkan/ diperbaiki perusahaan? (perspektif proses bisnis internal)
c. Apakah perusahaan dapat melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara berkesinambungan? (perspektif inovasi dan belajar)
d. Bagaimana penampilan perusahaan di mata pemegang saham? (perspektif keuangan)

Nah, dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Balanced Scorecard itu terdiri dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dimana keempat perspektif tersebut di integrasikan dengan kerangka kerja operasional, penjabaran visi, misi serta strategi.
Keunggulan lain dari Balanced Scorecard adalah mampu menghasilkan rencana strategi yang memiliki karakteristik komprehensif, koheran, seimbang dan terukur. Ya mungkin cuma itu saja untuk perkenalan dengan Balanced Scorecard ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat. Buku untuk pemahaman lebih jeuh mengenai Balanced Scorecard ini saya sarankan buku karangan penciptanya langsung yaitu bukunya Robert S. Kaplan dan David P. Norton atau untuk informasi lebih mantap lagi silahkan di lihat pada link dibawah ini :D

Tuesday, February 3, 2009

Supply Chain Management

Nah, ini termasuk kesukaan saya. Selain karena basic saya dari Teknik Industri, Supply Chain Management juga sangat asik untuk di pelajari. Karena dengan supply chain ini kita bisa mempelajari dan juga mengetahui aliran produk mulai dari hulu sampai hilir atau mulai dari pemasok sampai pada pelanggan berikut rantai nilainya. ya udah lah, kita langsung aja bahas yah.
Supply chain adalah sebuah sistem yang melibatkan proses produksi , pengiriman, penyimpanan , distribusi dan penjualan produk dalam rangka memenuhi permintaan akan produk tersebut .
Supply chain didalamnya termasuk seluruh proses dan kegiatan yang terlibat didalam penyampaian produk tersebut sampai ketangan pemakai (konsumen). Semua itu termasuk proses produksi pada manufaktur , sistem transportasi yang menggerakkan produk dari manufaktur sampai ke outlet retailer , gudang tempat penyimpanan produk tersebut , pusat distribusi tempat dimana pengiriman dalam party besar dibagi kedalam party kecil untuk dikirim kembali ke toko-toko dan akhirnya sampai ke retailer yang menjual produk-produk tersebut.

Tujuan dari supply chain adalah untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan.
Sebuah operasi yang effisien dari supply chain tergantung pada lengkap dan akuratnya aliran data yang berhubungan dengan produk yang diminta dari retailer kepada buyer , sistem transportasi dan kembali ke manufaktur.
Dalam rangka memenuhi stok barang yang tersedia untuk retailer , manufaktur harus menentukan jumlah produk yang diproduksi pada waktu tertentu. Dengan demikian berarti manufaktur harus meramalkan/ membuat perkiraan jumlah penjualan. Dalam hal ini yang terbaik dilakukan adalah bersama-sama dengan retailer menggunakan suatu tolak ukur seperti misalnya CPFR( Collaborative Planning Forecasting and Replenishment ). Ramalan ini digunakan untuk memperkirakan jumlah dan jenis bahan mentah yang harus dibeli, pengapalan dan waktu pengiriman untuk bahan mentah tersebut dan waktu yang dibutuhkan untuk proses di manufaktur. Kemudian barang yang sudah jadi disimpan didalam gudang sampai diorder oleh distributor.
Distributor membeli produk dari manufaktur dalam jumlah yang besar dan mungkin barang tersebut dimuat dalam truck , pallet atau kemasan lain dari produk tersebut.
Pada saat distributor menerima pengiriman , kemudian dipecah menjadi pengiriman yang lebih kecil untuk dikirim ke retailer.
Lima prinsip dasar yang menjadi bagian penting pada manajemen supply chain adalah:
1. Planning / perencanaan
2. Sourcing / sumber barang
3. Manufacturing
4. Pengiriman
5. Pengembalian

Tujuan dari manajemen supply chain adalah untuk menjamin kesatuan gerak dari jumlah dan kwalitas yang memadai pada persediaan yang meliputi banyak hal seperti perencanaan dan komunikasi. Lebih sederhana lagi dapat diartikan bahwa tujuan dari management supply chain adalah untuk memastikan seluruh item barang berada pada tempat dan waktu yang tepat agar dapat memberikan keuntungan yang terbaik dan service kepada customer.
Keuntungan dari manajemen supply chain yang efektif adalah untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal pada saat barang dan jasa bergerak melalui jalur supply sementara itu terjadi penurunan biaya dan peningkatan nilai tambah untuk service ke customer.

Faktor-faktor yang mendorong manajemen supply chain:
• Manufacturer : memastikan biaya produksi yang lebih rendah
• Customer : pengiriman produk yang lebih cepat memenuhi permintaan yang berubah-ubah

Pada saat ini supply chain didorong oleh operasi pada manufaktur untuk memastikan biaya produksi yang lebih rendah. Dorongan customer terhadap lingkungan keduanya baik itu manufaktur dan supply chain dimana pengiriman produk harus lebih cepat untuk menjamin retailer dapat memenuhi permintaan pasar yang selalu berubah dengan cepat.
Untuk beberapa tahun yang lalu , kwalitas yang tinggi dari produk manufaktur selalu merupakan keharusan dalam persaingan. Bagaimanapun , selagi kwalitas produk ditingkatkan , memenuhi permintaan khusus konsumen untuk pengiriman produk telah menjadi hal yang sangat penting untuk persaingan yang akan datang. Ukuran sebuah perusahaan yang sukses dilihat dari sebaik apa mereka mengetahui lebih dahulu kebutuhan pasar.
Ekonomi global saat ini , manufaktur , supplier , distributor, supplier logistik , operator pergudangan dan retailer harus melihat pangsa pasar mereka dari sudut pandang yang besar dan bukan sesederhana dalam sudut pandang mereka sendiri.
Manajemen makro memberikan gambaran untuk hubungan bisnis internal dan eksternal. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dari sebuah organisasi bersama dengan seluruh faktor yang dapat diandalkan untuk membawa sebuah produk mulai dari bahan mentah sampai ke titik akhir penjualan.
Sejak tidak adanya pengawasan sungguh-sungguh terhadap seluruh aspek dari supply chain itu sendiri, sangat penting sekali bahwa seluruh mitra didalam supply chain mengkoordinasi usaha mereka untuk merendahkan biaya dengan memaksimalkan pelaksanaan tugas mereka masing-masing. Semua ini membutuhkan usaha kerjasama dari seluruh mitra yang berhubungan untuk berbagi data dan pengawasan pada biaya.
Dalam menerapkan manajemen makro pada supply chain , sekumpulan tolak ukur harus dibangun untuk mengukur efisiensi dari masing-masing operasi didalam supply chain.
Sebagai contoh , mitra harus membuat ukuran untuk menunjukan jumlah dan angka dari kedatangan tepat waktu terhadap jadwal kedatangan dari barang dan jasa.
Pada saat diidentifikasi, tolak ukur ini menjadi standar yang ditentukan oleh seluruh mitra didalam supply chain.
Informasi yang berkaitan dengan tolak ukur tersebut harus:
• Terbuka
• Dimengerti
• Bertindak untuk supply chain



Monday, February 2, 2009

Just In Time

Just In Time merupakan suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat. Just in Time berarti bahwa, dalam suatu rangkaian proses produksi, suku cadang yang diperlukan untuk perakitan tiba pada ujung lini rakit pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan. Perusahaan yang menerapkan sistem ini pada seluruh lini produksi dapat mendekati persediaan nol.
Pengembangan kemampuan produksi merupakan hal yang berkesinambungan, akumulasi dari pengembangan yang bertahap selama beberapa waktu dan menciptakan efek pada performance keseluruhan. Sistem produksi tepat waktu (Just in Time Production System) pada awalnya dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang, sehingga sering disebut juga sebagai sistem produksi Toyota. Tujuan dari sistem produksi Just in Time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus. Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem ini adalah:

1. Zero Defect (tidak ada barang yang rusak)
2. Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up)
3. Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot)
4. Zero Handling (tidak ada penanganan)
5. Zero Queues (tidak ada antrian)
6. Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin)
7. Zero Lead Time (tidak ada lead time)
Menurut Monden tujuan Just In Time adalah sebagai berikut:
1. Laba Lewat Pengurangan Biaya
Sistem produksi Toyota adalah suatu metode ampuh untuk membuat produk karena sistem ini merupakan alat efektif untuk menghasilkan tujuan akhir laba. Untuk mencapai tujuan sistem produksi Toyota ini, maka dilakukan pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas.
2. Menghilangkan Produksi Berlebihan
Pertimbangan utama bagi sistem produksi Toyota adalah pengurangan biaya dengan cara menghapuskan pemborosan.
Ada empat jenis pemborosan dalam operasi produksi:
o Sumberdaya produksi terlalu banyak
o Produksi berlebihan
o Persediaan terlalu banyak
o Investasi modal yang tak perlu
3. Pengendalian Jumlah, Jaminan Mutu, Menghormati Kemanusiaan
Pengurangan biaya merupakan tujuan yang terpenting dari sistem ini, pertama-tama harus dipenuhi tiga sub tujuan lain yaitu :
• Pengendalian jumlah, yang memungkinkan sistem ini menyesuaikan diri dengan fluktuasi harian dan bulanan dalam permintaan baik jumlah maupun variansinya.
• Jaminan mutu yang memastikan bahwa tiap proses hanya akan memasok unit yang baik kepada proses berikutnya.
• Menghormati kemanusiaan yang harus dibudayakan karena sistem menggunakan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran biaya.

Syarat utama untuk produksi Just In Time adalah membuat semua proses, mengetahui penetapan waktu yang tepat dan jumlah yang dibutuhkan dengan cara penentuan jadual pada semua proses.

Untuk dapat menerapkan strategi Just In Time, sistem informasi dalam industri harus bersifat transparan dan komprehensif, dimana beberapa model informasi yang diperlukan adalah 2:
1. Daftar pemasok material dalam program Just In Time
2. Laporan kualitas yang komprehensif dalam perusahaan
3. Laporan secara rutin kepada pemasok material dan departemen pembelian material dari perusahaan.
4. Pertemuan secara periodik dengan setiap pemasok material.

Agar strategi Just In Time yang diterapkan menjadi efektif, tentu saja perlu dibuat tindakan korektif dalam program ini apabila berjalan tidak sesuai dengan harapan. Beberapa tindakan korektif dalam program Just In Time adalah:
1. Membuat daftar masalah kepada pemasok material
2. Meminta komitmen pemasok untuk menyelesaikan masalah
3. Memberikan dukungan teknik dan manajemen kepada pemasok apabila diperlukan
4. Diskualifikasi pemasok material itu apabila tidak ada respon terhadap masalah dalam waktu tertentu.
5. Melakukan inspeksi secara berkala
6. Diskualifikasi terhadap pemasok yang tidak melakukan peningkatan atau perbaikan kualitas terus-menerus.

Prinsip Dasar Just In Time
Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu3:
1. Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadual Produksi Induk
Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari terjadinya stock serta untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost).
2. Produksi dalam jumlah kecil (Unitary Production)
Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size) yang kecil untuk menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi perubahan permintaan pasar.
3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)
Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi.
4. Perbaikan aliran produk secara terus menerus.(Continous Product Flow Improvement)
Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.
5. Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
6. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)
Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.
7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies)
Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi model peramalannya.
8. Perhatian dalam jangka panjang.
Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan harus dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses terbentuknya kurva belajar.

Selain prinsip dasar just in time, berikut adalah urutan penerapan teknik just in time :
- Menerapkan 5S – dasar untuk perbaikan;
Dasar perbaikan ditempat kerja adalah konsep 5S yang terdiri dari Seiri (Pemilihan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan), dan Shitsuke (Kebiasaan).
- Penerapan produksi satu potog untuk mencapai pengimbangan lini.
- Pelaksanaan produksi ukuran lot kecil dan perbaikan metode penyiapan.
- Penerapan operasi baku
- Produksi lancer dengan merakit produk sesuai dengan kecepatan penjualan
- Autonomasi (“jidoka”)
- Penggunaan kartu kanban.