Saturday, March 21, 2009

Richard Cantillon (1687? – 1734?)

Sebelumnya saya ucapkan dulu terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman semuanya karena berkat dukungan teman-teman semuanya blog ini mencapai postingan yang ke lima puluh. Pada postingan yang ke lima puluh ini, saya akan melanjutkan postingan saya yang terdahulu yaitu postingan ini, ini dan ini mengenai para pemikir-pemikir ekonomi terdahulu beserta sumbangsihnya terhadap ilmu ekonomi yang ada sekarang ini dan juga buku-buku yang telah mereka buat beserta referensi atau tulisan-tulisan lain mengenai mereka. OK, langsung saja yah. Pada postingan kali ini yang akan di bahas adalah mengenai Richard Cantillon (1687? - 1734?).
Richard Cantillon adalah tokoh yang misterius dan mempesona. Tidak banyak yang diketahui tentang kelahiran dan masa mudanya, serta kegiatan finansial dan kematiannya yang penuh kontroversial. Meskipun mengabdikan seluruh hidupnya untuk membuat uang, namun Cantillon telah menulis risalah ekonomi riil yang pertama, sebuah studi yang menggambarkan hubungan timbal balik dan kerja dari sistem ekonomi. Ia juga menyumbangkan teori moneter dan ia adalah orang pertama yang menjelaskan peran ekonomi penting yang dimainkan oleh pengusaha.

Brewer (1992, hlm. 2) memberikan angka tahun yang masuk akan untuk kelahirannya yaitu 1687 berdasarkan fakta bahwa Cantillon menjadi warga Perancis tahun 1708, dan ia pasti berusia 21 tahun pada saat itu. Pada tahun 1716 ia pergi ke Perancis untuk mengambil alih Bank milik sepupunya. Tapi untuk menghindari masalah-masalah hukum yang terus dialaminya ia memutuskan kembali ke Inggris dan hidup mewah dengan kekayaan yang melimpah yang didapatkan selama kegiatan investasi dan peminjaman.
Satu-satunya tulisan karya ekonomi Cantillon yang masih ada adalah Essay on the Nature Commerce (Cantillon, 1975). Buku ini diterbitkan lebih dari dua puluh tahun kemudian setelah api melahap rumahnya di London. Suplemen statistik yang disebut-sebut dalam teks ini, tidak pernah ditemukan. Essay ini, yang dibagi menjadi tiga buku atau bagian, mengemukakan serangkaian prinsip-prinsip yang meliputi berbagai topik yang menjelaskan bagaimana ekonomi bekerja. Bagian pertama mendeskripsikan bagaimana ekonomi riil beroperasi, atau prinsip-prinsip apa yang mendasari produksi barang dan prinsip apa yang mendasari penyewaan orang untuk memproduksi barang tersebut. Bagian dua memfokuskan pada sistem moneter dan menjelaskan bagaimana uang dan perekonomian riil berhubungan. Terakhir, bagian tiga, adalah penggambaran tentang perdagangan internasional dan penukaran mata uang asing. Sehingga kemudian para ahli ekonomi sekarang menggambarkan ketidakpastian dari uang ini dinamakan dengan nama Effect Cantillon.
Cantillon merupakan tokoh yang sering dilupakan di dalam ilmu ekonomi. Ia dikenal terutama karena pengaruhnya terhadap Quesnay dan mazhab kaum physiocrat, dan karena ia mengembangkan gagasan bahwa aliran uang menghubungkan berbagai sektor ekonomi yang berbeda. Tetapi sebenarnya tempat Cantillon dalam sejarah lebih penting ketimbang hal tersebut. Essay-nya layak dianggap sebagai risalah ekonomi riil yang pertama. Karya ini membayangkan ekonomi sebagai sistem timbal-balik dan menjelaskan bagaimana sistem bekerja. Karena alasan ini Cantillon mungkin layak dianggap sebagai ahli ekonomi riil yang pertama.

Karya-karya Cantillon
Essai sur la nature du commerce en general (1975), diterjemahkan oleh Henry Higgs, New York, Augustus Kelley, 1964.

Karya-karya Tentang Cantillon
Bordo, Michael, “Some Aspect of the Monetary Economics of Richard Cantillon,” Journal of Monetary Economics, 12 (1983), hlm. 235 – 58.
Brewer, Anthony, Richard Cantillon: Pioneer of Economics Theory, London and New York, Routledge, 1992.
Murphy, Antoin, Richard Cantillon: Entrepeneur and Economics, Oxford Clarendon Press, 1986.
Spengler, Joseph, “Richard Cantillon: First of the Modern I,” Journal of Political Economy, 62, 4 (Agustus, 1954), hlm. 281 – 95.
Spengler, Joseph, “Richard Cantillon: First of the Modern II,” Journal of Political Economy, 62, 5 (November, 1954), hlm. 406 – 24.
Tarascio, Vincent, “Cantillon’s Theory of Population Size and Distribution,” Atlantic Economic Journal, 9, 2 (Juli, 1981), hlm. 12 – 18.

Wednesday, March 18, 2009

Material Requirements Planning (MRP)

Sudah lama sekali saya tidak posting mengenai manajemen operasi, selain itu itung-itung nostalgiaan masa-masa kuliah dulu dan juga mengingatkan kembali materi-materi kuliah dulu terutama bagi saya yang sudah lama tidak baca-baca lagi materinya sehingga hampir lupa. Dengan posting mengenai materi-materi kuliah seperti yang ada di blog ini, se-engga nya saya harus baca-baca dulu ketika melakukan posting jadi minimal saya bisa ingat lagi dengan materi-materi kuliah yang sudah lama di tinggalkan karena tidak pernah di baca dan di ingat-ingat lagi hehehe...
Mungkin sudah banyak yang tau mengenai Material Requirement Planning (MRP) ini, cuman ya sekali lagi saya hanya mengingatkan saja terutama bagi saya sendiri dan juga kalau ada yang belum tau ya itung-itung kenalan aja lah. Mungkin sudah banyak yang tau mengenai manajemen persediaan (Inventory management) nah singkatnya sih MRP ini merupakan salah satu metode untuk melakukan manajemen persediaan tersebut, seperti layaknya Economic Order Quantity (EOQ). Yang terakhir ini mungkin jauh lebih banyak yang tau dan bahkan jauh lebih tau dari saya kayaknya. Cuman menurut pengamatan saya, lebih tepatnya mendengarkan dan membaca pendapat para ahlinya bahwa MRP ini lebih tepat bila diterapkan pada sitem produksi masal (mass production) atau bahasa kerennya make to stock dan kurang tepat untuk sistem produksi make to order. Ya, begitu lah kira-kira perkenalan awalnya untuk lebih jelas mengenai pengertian dan yang lainnya silahkan lanjutkan aja membacanya. cekedot....


Ada beberapa pengertian dari MRP, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis untuk menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barang jadi atau end item menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan JPI. MRP ini digunakan untuk menentukan jumlah dari kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk dan kapan kebutuhan material tersebut dijadwalkan. (Orlicky,et al., 1994).
2. Material Requirement Planning (MRP) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang didisain untuk memesan dan menjadwalkan permintaan (raw material, komponen dan sub assemblies) dengan cara yang terkoordinasi.(Oden,et al., 1998)
3. Material Requirement Planning (MRP) merupakan aktivitas perencanaan material untuk Seluruh komponen dan raw material (bahan baku) yang dibutuhkan sesuai dengan Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sama halnya dengan demand / permintaan per komponen (John A. White, et al., 1987).

Perencanaan MRP ini mencakup semua kebutuhan akan semua komponen MRP yaitu kebutuhan material, dimana terdapat dua fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu Pengendalian persediaan dan Penjadualan produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal produksi induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal valid dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang kompleks dan tidak pasti.
Ada empat tahap dalam proses perencanaan kebutuhan material, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Netting (Perhitungan kebutuhan bersih)
Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor denagan keadaan persediaan.
2. Lotting (Penentuan ukuran pemesanan)
Lotting adalah menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan pada hasil perhitungan netting.
3. Offsetting (Penetapan besarnya waktu ancang-ancang)
Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melaksanakan rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih yang diinginkan lead time.
4. Exploding (Perhitungan selanjutnya untuk level di bawahnya)
Exploding adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat level dibawahnya, berdasarkan pada rencana pemesanan.

Dengan MRP ini, kita akan mendapatkan informasi mengenai :
1. Bahan dan komponen apa saja yang akan dipesan serta berapa banyak yang diperlukan.
2. Kapan waktu komponen tersebut akan dipesan.
3. Apakah komponen tersebut pemesanannya dipercepat, diperlambat atau dibatalkan.

Secara garis besar, out put MRP ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
1. MRP Primary Report (Laporan Utama)
Primary Report atau yang biasa dikenal dengan MRP Report, nerupakan format laporan yang terdiri dari dua bentuk, yaitu format horizontal (dalam harian dan mingguan) dan format vertikal (dengan waktu dalam setiap harinya).
2. Action Report (Laporan Kegiatan)
Output ini biasa disebut dengan MRP Expection Report (laporan pengecualian), perencanaan MRP memfokuskan perhatian langsung terhadap kebutuhan item dan keputusan selama melakukan kegiatannya.
3. MRP Pegging Report (Laporan Penetapan MRP)
Output ini akan menyediakan sumber dari kebutuhan pada level tertinggi selanjutnya dalam Bill of material, seperti tiap pesanan perusahaan yang dikeluarkan dari item pada setiap kebutuhan kotor.

Dan yang terakhir adalah keuntungan dari MRP (Heizer,et.al., 1993) yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelauyanan dan kepuasan pelanggan
2. Meningkatkan utilitas dari fasilitas dan tega kerja
3. Perencanaan persediaan dan penjadwalan menjadi lebih baik
4. Respon terhadap perubahan pasar semakin cepat
5. Mengurangi level persediaan tanpa mengurangi pelayanan pelanggan

Segitu dulu lah yah, dah cape trus ngantuk nih mengingat-ngingat sama bacanya plus ngetiknya juga dah lumayan cape nih hehehehe..

Monday, March 16, 2009

Award Lagi nih



Lagi duduk dengan santainya di depan leptop sambil dengerin lagunya Tomy J Pisa - di atas kota ini dan lagunya Power Metal - Sungguh, eh pucunghul teh ada kang nana a.k.a seco mampir trus ngisi shoutmix : "ang bales dendam yeuh, ambil nya" hahahahaha... pas di lihat ternyata si gua sangat terharu sekali kang, bahwa yang dimaksud bales dendamnya adalah memberikan award ke si gua... alhamdulillah ini award yang kedua yang saya dapat.


Tapi, seperti biasa ini ada syaratnya kata kang seco, bahwa award ini harus di sebarkan lagi ke yang lainnya, supaya semangat nge-blog dan friendship tetap terjaga *cailehhhhhhhhh...
setelah melakukan mufakat untuk musyawarah, ini dia pemenang award selanjutnya...
cekedot :
1. itik balis sang supersetar
2. Gitar Keren
3. AaLiL
4. Lafa
5. Attayaya
6. Chord
7. Pit Onta
8. Inspirasi Gema
9. Arul Kemuning
10. ipangsan

eniwei...ini dia awardnya, ambil disini.
ini juga pesen dari kang seco about the Rules:
1. Put the logo on your blog
2. Add a link to the person who awarded you
3. Nominate at least 7 other blogs
4. Add links to those blogs on yours
5. Leave a message for your nominees on their blog

NB:
1.Ini bukan arisan berantai atau mlm dan sejenisnya , so.. monggo bae kalo mo di edit atau diganti saena'e dewe'
2. Pasang awardnya ya, ntar dijemput jalan-jalan ma sayah dan mungkin scooterist yg laen..
3. Buat yang belum kebagian award, jangan patah semangat teruslah berkarya dan bersemangat

Saturday, March 14, 2009

John Locke (1632 – 1704)

Karena sudah berjanji akan terus meng-update mengenai buku "Fifty Major Economics", maka di hari minggu dan pagi yang cerah ini (jiahhhhhhh) saya akan melanjutkan postingan-postingan saya sebelumnya mengenai Thoman mun dan William Petty yang merupakan pemikir-pemikir awal dalam bidang filsafat ekonomi. Tapi ya tentu saja saya juga hanya postingkan sinopsisnya saja supaya bisa memperkenalkan saja. Sumabangan John Locke untuk ekonomi terutama adalah sumbangannya sebagai seorang filsuf. Ia memberikan justifikasi pertama untuk kepemilikan pribadi dan untuk pembatasan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Sumbangan ini memberikan landasan filosofis bagi kapitalisme di Inggris dan membantu kemenangan kaum kapitasisme di era yang masih didominasi oleh perhatian keagamaan. Locke juga memberi sumbangan pada teori uang dan tingkat suku bunga.
Locke lahir di Somerest, Inggris tahun 1632 dari keluarga yang moderat. Locke masuk Oxford dengan mendapatkan beasiswa pada tahun 1652. Kemudian meraih gelar sarjana pada tahun 1656 dan gelar master di tahun 1659. Kemudian ia mengajar di Oxford –menjadi dosen dalam mata kuliah sejarah Yunani dan mengajar Retorika tahun 1662. Ia kemudian menjadi dokter pribadinya Lord Ashley, pada waktu itu Locke belajar tentang isu-isu ekonomi yang penting pada saat itu, seperti perdagangan koloni-koloni Inggris dan tentang suku bunga.


Locke memberikan lima kontribusi pada ilmu ekonomi, tiga buah bersifat dan dua lagi lebih bersifat ekonomi. Ia memberikan justifikasi filosofis mengenai kepemilikan pribadi dan negara, dan ia mengembangkan metodologi yang membantu ekonomi menjadi lebih ilmiah. Dua sumbangannya ini melibatkan asumsi bahwa orang bertindak secara rasional dan bereaksi terhadap insentif keuangan. Sumbangan Locke untuk ekonomi berkaitan dengan teori uang dan bunga. Ia menentang peraturan pemerintah tentang tingkat suku bunga dan rencana pemerintah mendevaluasi mata uang Inggris, karena tindakan tersebut akan berakibat buruk pada perekonomian.
Sumbangan mengenai filosofinya yaitu, mengemukakan proporsi yang agak kontroversial bahwa manusia mempunyai hak atas pekerjaan mereka dan atas hasil dari pekerjaannya itu. Mereka menerima tanah sebagai milik mereka secara sah dengan memadukan pekerjaan mereka dengan tanah tersebut. In bisa diterima selama di sana tetap ada cukup persediaan tanah untuk orang lain dan sepanjang apa yang diambil seseorang dari tanah itu tidak rusak sebelum di konsumsi. Uang atau modal diakui oleh Locke benar-benar merupakan hasil dari kerja sebelumnya. Jadi kepemilikan uang dapat dibenarkan karena orang-orang harus bekerja untuk mendapatkannya. Uang juga membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi karena uang tidak rusak sebelum dikonsumsi. Selain itu Locke berpendapat bahwa properti pribadi memiliki nilai praktis karena ketika manusia diizinkan mengumpulkan kekayaan maka mereka akan lebih produktif. Kontribusi filsafat kedua adalah justifikasi bagi negara dalam kegiatan ekonomi. Sejalan dengan kayakinan saat itu, hukum alam mengatakan bahwa sumber tertinggi dari penguasa politik adalah individu. Karena negara muncu dari hasil keputusan individu tentang hukum dan peraturan, eksistensi negara dapat dibenarkan karena sesuai dengan hukum alam. Kontribusinya yang terakhir adalah berkenaan dengan metodologi ekonomi, atau bagaimana seharusnya ilmu ekonomi dijalankan. Locke berpendapat bahwa orang sebagai individu yang rasional yang memiliki kepentingannya sendiri, yang bereaksi terhadap insentif ekonomi.
Dalam bidang ekonomi yang sesungguhnya, Locke menyumbang teori uang dan teori bunga. Locke menolak pedapat dari Josiah Child (Pertengahan abad ke-17) yang berpendapat bahwa seharusnya negara membatasi tingkat suku bunga sampai 4%. Ia juga berpendapat bahwa hukum riba (Usury Law) hanyalah redistribusi dari keuntungan antara pedagang dan pemberi pinjaman; mereka tidak menguntungkan negara secara keseluruhan karena bunga tersebut tidak meningkatkan peminjaman dan investasi. Locke menyimpulkan bahwa lebih baik bunga dibiarkan sampai ke tingkat yang wajar (yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran) ketimbang diterapkan oleh pemerintah. Sumbangan yang kedua adalah bahwa Locke menolak usulan dari pemerintah Inggris untuk pemecahan masalah uang logam yang terpotong atau terdepresiasi dengan mengurangi berat dari logam mulia dalam semua uang logam, atau mendevaluasi mata uang nasional. Menurut Locke, dengan mengurangi berat kandungan logam mulia, tidak akan membantu karena nilai atau kekuatan pembayar dari uang ini ditentukan oleh kandungan peraknya. Menurunkan nilai uang hanya akan membuat pedagang menginginkan lebih banyak mata uang untuk ditukar dengan barang. Meskipun ia memasuki perdebatan ini agak terlambat, Locke membantu meyakinkan pemerintah untuk tidak mendevaluasi mata uang Inggris dan membuat kembali mata uang dengan kandungan perak yang disesuaikan.

Karya-karya Locke
An Essay Concerning Human Understanding (1690a), 2 vol., Dover, 1959.
Two Treatises of Goverment (1690b), edisi kedua, N,Y., Cambridge University Press, 1953.
Some Consideration of the Consequences of the Lowering of Interest and Raising the Value of Money, 1691, dalam Locke, 1696.
Several Papers Relating to Money, Interest and Trade (1969), New York, Augustus M. Kelley, 1968.

Karya-karya Tentang Locke
Letwin W. The Origin of Scientific Economics, London, Methuen, 1963.
MacPherson, C.B., The Political Theory of Possesive Individualism: Hobbes to Locke, Oxford, Clarendon Press, 1962.
Vaughn, K.I., John Locke: Economist and Social Scientist, London, athlon, 1980.


Thursday, March 12, 2009

Marketing Mix

Akhirnya saya bisa posting lagi, walaupun koneksi internetnya numpang sama temen hehehehe... melanjutkan postingan yang dulu mengenai manajemen pemasaran, kali ini saya akan posting mengenai marketing mix atau bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan salah satu bagian dari konsep pemasaran modern, tetapi harus di ingat bahwa pemasaran bukanlah marketing mix.
Menurut Kotler (2005:17) menyatakan bahwa “Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”. Berdasarkan definisi tersebut diatas bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi beberapa elemen bauran pemasaran untuk memperoleh pasar, pangsa pasar yang lebih besar, posisi bersaing yang kuat dan citra positif pada pelanggan sehingga dapat kita artikan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkan hasil penjualan, serta dapat memberikan keuntungan untuk perusahaan dan stakeholdernya.

Konsep marketing mix yang pertama kali dikenalkan oleh Jerome McCarthy mempunyai empat variabel yang biasa dikenal dengan 4P yaitu product, price, promotion, dan place. Berkat Jerome McCarthy lah konsep 4P kemudian dikenal luas oleh masyarakat dan sering menjadi rujukan jika membahas tentang pemasaran. Untuk lebih jelasnya, mengenai strategi bauran pemasaran ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :



Gambar diatas menunjukkan perusahaan yang mempersiapkan bauran tawaran yang terdiri dari produk, jasa, dan harga serta memanfaatkan bauran promosi yang terdiri dari promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, humas, surat langsung, pemasaran jarak jauh (telemarketing), dan internet untuk mencapai saluran perdagangan dan pelanggan sasaran. Perusahaan tersebut dapat mengubah harga, banyaknya tenaga pemasaran, dan pengeluaran periklanan dalam jangka pendek. Ia dapat mengembangkan produk baru dan memodifikasi saluran distribusinya hanya dalam jangka panjang. Dengan demikian, perusahaan umumnya membuat lebih sedikit perubahan bauran pemasaran dari periode ke periode dalam jangka pendek dibandingkan jumlah yang mungkin disarankan oleh variabel-variabel keputusan bauran pemasaran.
Oleh karena itu, perusahaan yang menjadi pemenang adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan hemat dan nyaman serta dengan komunikasi yang efektif. Untuk lebih jelas mengenai konsep 4P tersebut, dibawah ini akan dipaparkan satu-persatu mengenai ke empat variabel tersebut.

1. Product (Produk)
produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide.
Pada dasarnya konsumen membeli manfaat dan nilai dari suatu produk yang ditawarkan bukan membeli barang atau jasa. Penawaran suatu produk dibedakan berdasarkan lima tingkatan seperti dikutip oleh Fandy Tjiptono (1997:96), yaitu :
a. Manfaat Inti (Core Benefit)
Tingkatan pertama atau merupakan tingkatan paling dasar dimana manfaat inti yang sesungguhnya dicari konsumen atau pelanggan ketika mereka membeli.
b. Produk Dasar (Basic Product)
Tingkatan kedua dimana pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar.
c. Produk yang Diharapkan (Expected Product)
Tingkatan ketiga dimana sebuah set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli.
d. Produk Dengan Nilai Tambah (Augmented Product)
Tingkatan keempat dimana pemasar menyediakan sesuatunya melebihi harapan konsumen.
e. Potensi Produk (Potential Product)
Tingkatan kelima dimana penyedia produk dan jasa mencari sesuatu yang bisa melampaui semua harapan pelanggan untuk menyenangkan pelanggan dan membedakan penawaran mereka dari pesaing-pesaingnya.

2. Price (Harga)
Harga merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan biaya saja. Keputusan-keputusan mengenai harga mencakup tingkat harga, potongan harga, keringanan, periode pemasaran, dan rencana iklan yang dibuat oleh produsen.
Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan mendapatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Perusahaan dapat menempatkan produknya di tengah pasar atau pada tiga tingkat di atasnya atau tiga tingkat di bawahnya.

3. Place (Tempat atau Distribusi)
Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Disini penting sekali perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara ialah sangat penting karena dalam segala hal, mereka lah yang berhubungan langsung dengan konsumen.
Lokasi sering pula disebut sebagai saluran distribusi yaitu suatu perangkat organisasi yang saling tergantung dalam penyedia suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. “Tempat termasuk berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran”.

4. Promotion (Promosi)
Promosi pada dasarnya adalah bentuk komunikasi pemasaran. “Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya kepada pasar sasaran”. Sebagaimana dikutip dari Fandy Tjiptono (1997:219), komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebabkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau meningkatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya yang ada di pasar agar konsumen atau pelanggan bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan.
Menurut Kotler (2000:658) dalam mengembangkan program periklanan, manajer pemasaran harus selalu memulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif membeli. Ada beberapa konsep dalam komunikasi pemasaran yang kesemuanya mengandung huruf M. Salah satu yang populer adalah konsep 7M yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (1997:218) yang terdiri dari :

  • Mission (Misi) : Apa tujuan yang ingin dicapai dari program promosi yang dilaksanakan.
  • Market Target (Target Pasar) : Apa sasaran dari target pasar atau pasar konsumen.
  • Message (Pesan) : Pesan apa yang harus disampaikan dalam program promosi yang akan dilaksanakan.
  • Media (Saluran Komunikasi) : Media apa yang akan digunakan dalam melaksanakan program promosi.
  • Mix (Bauran Promosi).
  • Money (Metoda Penentuan Anggaran) : Berapa banyak anggaran biaya promosi yang dapat dibelanjakan.
  • Measurement (Pengukuran Efektivitas Promosi) : Bagaimana mengevaluasi hasilnya, apakah penjualan, pertumbuhan pangsa pasar atau ratio biaya terhadap pertumbuhan penjualan.

Bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) terdiri dari lima unsur utama, yaitu (Craven, 2000:350) :

- Advertising (Periklanan)
Semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.
- Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
- Public Relation (Publisitas/Kehumasan)
Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.
- Personal Selling (Penjualan Pribadi/Wiraniaga)
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih, dengan tujuan untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan ataupun melakukan penjualan.
- Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
Penggunaan surat, telepon, faximile, e-mail dan alat penghubung non personil lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.


Selain hal yang disebutkan diatas, baru-baru ini ada konsep baru yang muncul dari bauran promosi yaitu Point Of Purchase Communication (POPC) yang merupakan bentuk promosi yang ada di toko atau berupa display dari produk yang berada di etalase atau shelf space tertentu.
Nah, salah satu contoh dari gagalnya menerapkan 4P ini ya yang sering saya keluhkan yaitu Indosatm2. Kenapa saya katakan gagal?? Jadi dalam hal ini pihak indosat tidak memperhatikan secara keseluruhan dari bauran pemasaran yang ada. Mereka hanya fokus pada promosi yang sangat gencar dimana-mana tetapi tidak siap dengan infrastrukturnya, ini bisa dilihat dari tidak siapnya mereka terhadap permintaan yang begitu banyak sehingga sering kali server mereka overload atas permintaan dari konsumen yang menyebabkan terganggunya koneksi internet para pelanggannya. Selain itu, sudah seminggu ini saya mencari-cari voucher isi ulang indosatm2 broom unlimited dan saya tidak menemukannya diseluruh Bandung (BEC dan gerai-gerai indosat lainnya) sehingga menyebabkan tidak seimbangnya diantara bauran pemasaran yang ada (produk, harga, promosi dan tempat) sehingga para pelanggannya kecewa dan termasuk saya, akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke telkomsel flash. sehingga GOOD BYE indosatm2 dan beberapa waktu ini saya sering posting untuk mengeluhkan indosat, inilah salah satu bentuk kekecewaan saya dan kalau boleh meminjam istilahnya Hermawan Kartajaya yaitu sekarang sudah eranya "New Wave Marketing" dengan ciri-cirinya yaitu Digitalization, Globalitation dan Futurisation pelanggan tidak boleh dianggap remeh karena mereka bisa saja melakukan apapun pada produsennya (hal yang baik dan yang buruk bagi produsen tersebut). Jadi keseimbangan diantara bauran pemasaran yang ada sangat penting dalam pemasaran.

Thursday, March 5, 2009

William Petty (1623-1687)

Alhamdulillah abis jumatan jadi fresh lagi trus ada inspirasi lagi buat posting, mau ngelanjutin lagi postingannya yang kemarin mengenai bukunya Fifty Major Economics. Kemarin postingannya baru pertama kali yah mengenai Thomas Mun. Nah sekarang saya mau ngelanjutin lagi dengan ekonom yang lain yang sumbangsihnya sangat terasa sekali bagi ilmu ekonomi yaitu William Petty.
Nah William Petty ini adalah salah seorang yang pertama kali memikirkan dan menulis secara sistematis tentang ekonomi, dan salah seorang dari individu-individu yang menerapkan prinsip-prinsip ilmu ekonomi ke dunia nyata. Karyanya memberikan pencerahan dalam sifat dari sewa (rent) dan pajak. Tetapi ia lebih terkenal karena usahanya menjadikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang kuantitatif dan statistikal melalui apa yang dinamakan dengan “aritmatika politik”.

Petty lahir pada tahun 1623 dari keluarga pedagang pakaian miskin di pasar yang sepi di kota Hampshire, dekat sungai Test, bagian selatan Inggris. Setelah tinggal di Perancis dan 3 tahun di angkatan laut, kemudian ke Belanda untuk belajar anatomi dan kedokteran. Pada tahun 1646 Petty kembali ke Inggris untuk belajar kedokteran di Oxford. Setelah menerima gelar di bidang kedokteran, ia di tunjuk sebagai profesor anatomi di Oxford. Pada tahun 1660-an Petty membantu mendirikan The Royal Society of London for the Improving of Natural Knowledge. Menggunakan observasi dan eksperimentasi untuk meneliti alam dan masyarakat.
Petty mengembangkan metode aritmatika politik yang dihasilkannya dari penerapan program penelitian untuk gejala ekonomi di Royal Society tersebut. Pada dasarnya metode aritmatika politik adalah “mengekspresikan diri menurut angka, timbangan dan ukuran; hanya menggunakan argumen akal sehat; dan hanya mempertimbangkan kasus-kasus yang fondasinya di alam semesta dapat terlihat; meniggalkan hal-hal yang bergantung pada pikiran yang bisa berubah, opini, hasrat dan keinginan dari orang-orang tertentu” (Hull 1899, hlm. 244). Aritmatika polotik menggunakan metode kuantitatif dalam menganalisa fenomena ekonomi dan sosial. Sebuah aspek dari pandangan ini adalah penggunaan angka dan ukuran untuk menggambarkan realitas. Aspek lainnya adalah memakai angka-angka tersebut untuk menarik kesimpulan tentang cara dunia ini bekerja. Eksperimen yang terkontrol benar-benar mengharuskan mulai dengan dua perekonomian yang identik, atau dua kelompok orang yang identik, yang ditempatkan dalam dua situasi yang persis sama. Kemudia kita mengubah kondisi dari salah satu kelompok ini. Kemudian kita amati perubahan ini dari tiap-tiap kelompok. Sayangnya, di dunia nyata sebenarnya tidak mungkin menciptakan atau menemukan lingkungan seperti itu. Aritmatika politik berusaha mengganti eksperimen ini dengan analisa statistik, yang diyakini sebagai upaya terbaik yang dapat dilakukan dalam ilmu ekonomi. Metode statistik ini sampai kini masih dipakai dalam ilmu ekonomi, kendati dewasa ini ada usaha lebih “ilmiah” dengan mencari cara bagaimana mencari cara melakukan eksperimen yang terkontrol.
Selain itu, Petty membuktikan bahwa London itu benar-benar makmur dan berkembang secara ekonomi, Petty menunjukkan bahwa London memiliki lebih banyak penduduk dan rumah-rumah dibandingkan dengan paris. Meskipun terasa ganjil, tapi Petty tetap berkeyakinan bahwa semakin makmur negara benar-benar akan mempercepat pertumbuhan penduduk; jadi analisa ini mungkin terbaik di masanya.
Berbeda dengan kaum merkantilis, Petty mendukung surplus perdagangan untuk meningkatkan pekerjaan ketimbang untuk mengumpulkan kekayaan. Selain itu, Petty mendukung sejumlah manfaat dari perdagangan internasional yang bebas. Terakhir, Petty tidak melihat perdagangan internasional sebagai cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi Inggris tetapi ia berpendapat bahwa keuangan publik (public finance) atau pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak merupakan determinan yang lebih penting dar kemakmuran ekonomi ketimbang kebijakan perdagangan atau akumulasi surplus perdagangan.
Disamping sumbangannya untuk studi keuangan publik dan karyanya yang menerangkan dan mendefinisikan gagasan surplus, Petty adalah tokoh penting terutama karena penekanannya pada penggunaan angka atau data untuk memahami dan menjelaskan bagaimana dunia ekonomi yang nyata bekerja. Walaupun ia mengembangkan statistik ekonomi yang lebih baik dan lebih teratur untuk membantunya dalam upaya ini, dibutuhkan waktu 250 tahun sebelum data menjadi lebih mudah untuk disediakan. Petty telah berusaha membuat alat ukur tersebut dan ia menggunakannya untuk mencoba memahami ekonomi Inggris. Hal ini merupakan kontribusi ekonominya yang paling penting dan membuatnya tokoh ekonomi terpenting abad ketujuhbelas.
Pada saat ini pun, statistik dalam bidang ilmu ekonomi sangatlah penting peranannya. Banyak sekali hal-hal atau kasus-kasus perekonomian yang bisa diselesaikan dengan bantuan statistik. Tetapi, asumsi Petty yang menyatakan bahwa kemakmuran negara bisa di lihat dari jumlah penduduknya tidak selamanya benar, karena pada kenyataannya hanya Amerika dan akhir-akhir ini China yang mempunyai jumlah penduduk banyak dan makmur, untuk kasus Indonesia dan India, asumsi ini tidak berlaku.

Karya-karya Petty
The Economic Writings of Sir William Petty, Cambridge, Cambridge University Press, 1899.

Karya-karya Tentang Petty
Hutchinson, Terence, Before Adam Smith: The Emergence of Political Economy, 1662 – 1776, Oxford, Basil Blackwell, 1988.
Letwin, William, The Origin of Scientific Economics: English Economic Trought, 1660 – 1776, London, Methuen & Co, 1963.
Roncaglia, Allesandro, Petty, Armonk, New York, M.E. Sharpe, 1985.
Strauss, Erich, Sir William Petty: Portrait of a Genius, London, Bodley Head, 1954.

Referensi Lain
Burtless, Garry, “The Case of Randomized Field Trials in Economics and Policy Research,” Journal Economics Perspectives, 9,2 (Spring, 1995), hlm. 63-84.
Smith, Vernon L., “Experimental Method in Economics,” dalam The New Palgrave: A Dictionary of Economics, ed., John Eatwell, Murray Milgate dan Peter K. Newman, N.Y., Stockon Press, 1987, 2, hlm. 241 – 9.
Smith, Vernon L (ed.), Experimental Economics, Aldershot, Edward Elgar, 1990.

Wednesday, March 4, 2009

Gampangnya Jualan di Indonesia

Sebelumnya saya ucapkan dulu Alhamdulillah akhirnya m2 saya bisa konek lagi, setelah dulu saya pernah posting mengenai keluhan saya tentang indosatm2, kekecewaan saya bertambah lagi ketika kemarin saya ga bisa konek selama dua hari. Padahal harusnya kan kepuasan pelanggan itu menjadi nomer satu yah bagi para pelanggannya sesuai dengan postingan saya mengenai customer satisfaction juga kan begitu (hehehe... promosi..).  Tapi ya apapun yang terjadi saya harus bersabar menerimanya dan mungkin ini buah dari kesabaran akhirnya bisa konek lagi jadi saya baru bisa posting lagi sekarang. Ya udah lah cukup curhatnya langsung aja pada bahasan. cekedot.
Jadi gini, sebenarnya saya melihat fenomena-fenomena yang unik di Indonesia ini, sebenarnya dalam segala hal yah kelihatannya. Banyak sekali teori-teori yang dibuat oleh orang-orang ternama dunia dan berhasil diterapkan dengan baik diberbagai negara di belahan dunia ini (diperbuas biar rame). Salah satu contoh adalah six sigma dimana merupakan suatu hal yang fenomenal menurut saya dan berhasil di terapkan dibeberapa perusahaan di berbagai negara tetapi pada kenyataannya di Indonesia sendiri saya ga tau pasti sudah ada yang berhasil menerapkannya secara menyeluruh atau tidak. Hal yang sama juga berlaku untuk Ekonomi dan Perbankan Syariah, padahal kenyataannya Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanya di dunia tapi susah sekali untuk bisa menerapkan Ekonomi dan perbankan syariah secara menyeluruh dan kenyataannya di Eropa dan Amerika ini sudah diterapkan dengan baik.


Terus maksud dari judul ini apa?? Ko dari tadi ga nyambung yah dengan isinya?Emang.. Ini karena saya masih kesal sama m2 hakakakakaka... Jadi begini, walaupun susah sekali menerapkan teori-teori yang bagus di Indonesia ini tetapi untuk masalah jualan, bisnis, usaha, marketing dan sejenisnya sangat gampang sekali menurut saya. Maka dari itu tidak usah berbangga lah bagi orang yang berhasil jualan, bisnis, usaha ataupun marketing di Indonesia ini. Lhoooo kenapa??? Ya memang, karena orang Indonesia itu yang pada dasarnya sangat konsumtif terhadap barang apapun. Benar sodara, sekali lagi TERHADAP BARANG APAPUN. Mau contoh?? Handphone, Laptop, Komputer, Mobil, Motor, Kartu kredit, Asuransi dan lain sebagainya.
Bahkan yang membuat saya terkagum-kagum sekaligus heran dengan menjual kebohongan pun laris manis di Indonesia ini. Tidak sedikit perusahaan atau perorangan yang menjual kebohongan tetapi masih saja laku penjualannya termasuk para politikus yang korupsi, bohong tapi tetap saja banyak sekali yang memilih, itu kan menandakan bahwa dia masih laku menjual kebohongannya. Kita juga bisa lihat dari sisi yang lain, beberapa bulan terakhir banyak sekali aliran-aliran keagamaan yang menyimpang diantaranya ada yang mengaku tuhan, ada yang mengaku nabi dan lain sebagainya tapi tetap laku berjualan dalam artian banyak pengikutnya. Jualan Benda-benda aneh, ajaib dan sebangsanya jangan ditanya lagi, ini sudah pasti laku keras. Contoh yang lagi ramai adalah Ponari, kita analisis dari sisi pemasaran. OK dari sisi segmentasi dan target pasar sudah jelas yaitu kalangan menengah ke bawah dan penduduk sekitarnya. Tapi dari sisi positioning dia memposisikan dirinya sebagai dukun cilik, posisi yang aneh menurut saya tapi mungkin ini nilai jualnya. Kita lihat dari segi Marketing Mix, Produk dari Ponari adalah sudah jelas yaitu jasa pengobatan alternatif tapi ini aneh juga karena sebenarnya konsumen membawa bahan baku utama dari produknya yaitu air dan ponari hanya mencelupkan batunya saja. Kemudian dari sisi Promosi saya rasa hanya dari mulut ke mulut saja ga ada yang lain lagi. Terus dari sisi Place atau Tempat sudah jelas di pelosok desa yang jauh dari kota dan angkutan umum yang lewat ke rumahnya juga saya rasa ga ada (cuma ojek kali). Yang terakhir dari segi harga mungkin ini kelebihannya karena konsumennya bebas melakukan pembayarannya. Selain itu dari sisi pelayanan saya rasa jauh dari kata bisa memuaskan, dengan antrean yang acak-acakan sampai ada yang meninggal terus dari sisi pelayanannya juga tidak ada yang istimewa hanya mencelupkan saja artinya tidak ada komunikasi antara ponari dengna konsumen dan juga melayaninya kadang-kadang sambil maen game di HP nya.
Jadi saya rasa aneh sekali di Indonesia ini, ya bisa dikatakan anomali lah hehehehehe.. Jadi saya rasa tidak terlalu sulit untuk membuka usaha, bisnis, atau pun memasarkan produk di Indonesia, jadi menurut saya ga perlu takut untuk memulai bisnis atau usaha di Indonesia karena bisa dipastikan laku keras ehehehe.. Makanya perusahaan asing sangat suka sekali berjualan di Indonesia, selain karena perizinan yang gampang yaitu tinggal bayar dengan jumlah uang tertentu dan konsumennya juga gampang banget didapatkan.