Wednesday, March 18, 2009

Material Requirements Planning (MRP)

Sudah lama sekali saya tidak posting mengenai manajemen operasi, selain itu itung-itung nostalgiaan masa-masa kuliah dulu dan juga mengingatkan kembali materi-materi kuliah dulu terutama bagi saya yang sudah lama tidak baca-baca lagi materinya sehingga hampir lupa. Dengan posting mengenai materi-materi kuliah seperti yang ada di blog ini, se-engga nya saya harus baca-baca dulu ketika melakukan posting jadi minimal saya bisa ingat lagi dengan materi-materi kuliah yang sudah lama di tinggalkan karena tidak pernah di baca dan di ingat-ingat lagi hehehe...
Mungkin sudah banyak yang tau mengenai Material Requirement Planning (MRP) ini, cuman ya sekali lagi saya hanya mengingatkan saja terutama bagi saya sendiri dan juga kalau ada yang belum tau ya itung-itung kenalan aja lah. Mungkin sudah banyak yang tau mengenai manajemen persediaan (Inventory management) nah singkatnya sih MRP ini merupakan salah satu metode untuk melakukan manajemen persediaan tersebut, seperti layaknya Economic Order Quantity (EOQ). Yang terakhir ini mungkin jauh lebih banyak yang tau dan bahkan jauh lebih tau dari saya kayaknya. Cuman menurut pengamatan saya, lebih tepatnya mendengarkan dan membaca pendapat para ahlinya bahwa MRP ini lebih tepat bila diterapkan pada sitem produksi masal (mass production) atau bahasa kerennya make to stock dan kurang tepat untuk sistem produksi make to order. Ya, begitu lah kira-kira perkenalan awalnya untuk lebih jelas mengenai pengertian dan yang lainnya silahkan lanjutkan aja membacanya. cekedot....


Ada beberapa pengertian dari MRP, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis untuk menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barang jadi atau end item menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan JPI. MRP ini digunakan untuk menentukan jumlah dari kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk dan kapan kebutuhan material tersebut dijadwalkan. (Orlicky,et al., 1994).
2. Material Requirement Planning (MRP) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang didisain untuk memesan dan menjadwalkan permintaan (raw material, komponen dan sub assemblies) dengan cara yang terkoordinasi.(Oden,et al., 1998)
3. Material Requirement Planning (MRP) merupakan aktivitas perencanaan material untuk Seluruh komponen dan raw material (bahan baku) yang dibutuhkan sesuai dengan Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sama halnya dengan demand / permintaan per komponen (John A. White, et al., 1987).

Perencanaan MRP ini mencakup semua kebutuhan akan semua komponen MRP yaitu kebutuhan material, dimana terdapat dua fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu Pengendalian persediaan dan Penjadualan produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal produksi induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal valid dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang kompleks dan tidak pasti.
Ada empat tahap dalam proses perencanaan kebutuhan material, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Netting (Perhitungan kebutuhan bersih)
Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor denagan keadaan persediaan.
2. Lotting (Penentuan ukuran pemesanan)
Lotting adalah menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan pada hasil perhitungan netting.
3. Offsetting (Penetapan besarnya waktu ancang-ancang)
Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melaksanakan rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih yang diinginkan lead time.
4. Exploding (Perhitungan selanjutnya untuk level di bawahnya)
Exploding adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat level dibawahnya, berdasarkan pada rencana pemesanan.

Dengan MRP ini, kita akan mendapatkan informasi mengenai :
1. Bahan dan komponen apa saja yang akan dipesan serta berapa banyak yang diperlukan.
2. Kapan waktu komponen tersebut akan dipesan.
3. Apakah komponen tersebut pemesanannya dipercepat, diperlambat atau dibatalkan.

Secara garis besar, out put MRP ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
1. MRP Primary Report (Laporan Utama)
Primary Report atau yang biasa dikenal dengan MRP Report, nerupakan format laporan yang terdiri dari dua bentuk, yaitu format horizontal (dalam harian dan mingguan) dan format vertikal (dengan waktu dalam setiap harinya).
2. Action Report (Laporan Kegiatan)
Output ini biasa disebut dengan MRP Expection Report (laporan pengecualian), perencanaan MRP memfokuskan perhatian langsung terhadap kebutuhan item dan keputusan selama melakukan kegiatannya.
3. MRP Pegging Report (Laporan Penetapan MRP)
Output ini akan menyediakan sumber dari kebutuhan pada level tertinggi selanjutnya dalam Bill of material, seperti tiap pesanan perusahaan yang dikeluarkan dari item pada setiap kebutuhan kotor.

Dan yang terakhir adalah keuntungan dari MRP (Heizer,et.al., 1993) yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelauyanan dan kepuasan pelanggan
2. Meningkatkan utilitas dari fasilitas dan tega kerja
3. Perencanaan persediaan dan penjadwalan menjadi lebih baik
4. Respon terhadap perubahan pasar semakin cepat
5. Mengurangi level persediaan tanpa mengurangi pelayanan pelanggan

Segitu dulu lah yah, dah cape trus ngantuk nih mengingat-ngingat sama bacanya plus ngetiknya juga dah lumayan cape nih hehehehe..

No comments:

Post a Comment