Thursday, January 29, 2009

Sesuaikah OTDA ?

Lagi-lagi ini hasil dari hobi saya yaitu merenung di kamar mandi. Memang, merenung di kamar mandi emang enak walaupun saya sering di gedor oleh temen-temen di kosan saya karena sering lama di kamar mandi hehehehe...Ya begitulah hobi saya, saya juga sering kalau mau ujian menghafal (Tepatnya membaca) di kamar mandi. Sekedar membaca-baca juga sering, seperti membaca novel, buku-buku ringan biasa banyak yang saya habiskan (baca) di kamar mandi, bahkan ketika saya menyelesaikan Thesis dulu sering kali inspirasi saya dapat dari kamar mandi hehehe.
Baiklah, ga usah terlalu banyak basa-basinya takutnya nanti jadi curhat disini. Jadi, setelah beberapa tahun di Indonesia ini di terapkan Otonomi Daerah (OTDA), sudah kah terasa manfaatnya? Ya itu bisa di jawab oleh masing-masing aja yah..Karena tiap orang pasti akan berbeda-beda pendapatnya. Karena memang di beberapa daerah ada yang berhasil dan ada juga yang tidak berhasil dalam menerapkan Otonomi Daerah ini. Terus, apa kategorinya kalau gitu Otonomi Daerah yang berhasil dan yang tidak? Mari kita lihat, apa sebenarnya esensi dari Otonomi Daerah ini. Baca sampe beres yah..Jangan lupa komentar nya hehehe...

Sebelumnya mari kita lihat contoh penerapan Otonomi Daerah yang sudah sukses (setidaknya ini menurut saya) yaitu di Negara China. Bagaimana mereka sukses menjalankan Otonomi Daerah? Jadi begini, di China setelah di terapkan Otonomi Daerah (mungkin namanya beda, tapi esensinya sama) mereka mengalami kemajuan yang sangat cepat. Kenapa? karena di China setiap daerahnya terjadi persaingan (terutama daya saing daerahnya), sehingga mereka berlomba-lomba untuk menjadikan daerahnya sebagai daerah yang terbaik diantara daerah yang lainnya (dengan persaingan sehat) dan juga bisa saja saling bekerja sama antar daerah apabila diperlukan.
Sehingga apa esensi yang sebenernya dari Otonomi Daerah ini? Menurut hemat saya seperti ini :
1. Percepatan, dalam artian segala sesuatunya bisa lebih cepat dilakukan karena tidak harus diajukan dulu ke pusat (dalam hal ini pemerintah pusat), sehingga semuanya bisa langsung dilakukan di daerah dan ini bisa menjadikan percepatan dalam pembangunan daerah.
2. Biaya rendah, Karena semuanya dilakukan di daerah sehingga biaya yang dikeluarkan juga akan semakin rendah dan ini yang bisa meningkatkan daya saing daerahnya.
3. Pengembangan atau Pembangunan, Nah karena memang setiap daerah bisa mengembangkan daerahnya masing-masing sehingga pembangunan di setiap daerah bisa lebih merata.

Menurut saya, tiga esensi itu lah yang seharusnya ada dalam Otonomi Daerah di Indonesia ini. Nah kemudian apa yang terjadi dengan Otonomi Daerah di Indonesia? yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu pembangunan tetap saja tidak ada percepatan karena masing-masing daerah tetap saja meminta kepada pamerintah pusat. Sehingga biaya yang dikeluarkan juga tetep saja tinggi. Kemudian yang terjadi bukanlah pembangunan dan pengembangan tetapi PEMEKARAN. Ini juga yang menimpa daerah saya (kelahiran saya di Majalengka) yang katanya mau ikut pemekaran dengan Cirebon, Indramayu dan lainnya membuat Provinsi Cirebon. Yah, begitulah yang terjadi dari Otonomi Daerah di Indonesia. Mungkin kita harus banyak belajar lagi tentang Otonomi Daerah ini.

No comments:

Post a Comment